Dwi Ariesta Wardhana (38), pria di Kota Malang, Jawa Timur, dengan berat badan 275 kg, mengalami patah tulang akibat anjlok bersama lift di rumahnya. Lift itu anjlok gegara kawat slingnya tiba-tiba putus.
Proses evakuasi yang dilakukan tim gabungan dari PMI dan PMK Kota Malang membutuhkan waktu hampir 3 jam. Mereka menggunakan tripleks setebal 1 cm untuk mengevakuasi korban.
Komandan Regu I UPT PMK Kota Malang Edi Susianto mengaku sempat kesulitan saat proses evakuasi korban dari lokasi rumahnya di Perum Puri Kartika, Arjowinangun, Kedungkandang, Kota Malang, menuju rumah sakit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita sampai cari triplek, untuk bisa membawa tubuh korban yang mengalami patah kedua kaki, setelah terjatuh bersama lift di rumahnya," tutur Edi, Selasa (10/5/2022).
Menurut Edi butuh 12 orang untuk mengevakuasi korban yang terdiri dari petugas dan relawan. Tak hanya itu, korban yang berhasil diangkat juga harus dibawa menggunakan mobil pikap. Ini karena ambulance tak mampu membawa korban ke rumah sakit.
"Kita bawa ke rumah sakit dengan pikap, karena ambulance dan brankar tidak muat," tukas Edi.
Menurut Edi, korban dievakuasi ke rumah sakit dr Syaiful Anwar (RSSA) Kota Malang. Setiba di sana, petugas medis juga harus menyiapkan 2 bed atau tempat tidur karena ukuran tubuh korban yang besar.
"Sesampainya di RSSA Malang, korban disiapkan dua bed. Ini mengantisipasi atau dikhawatirkan bisa terguling kalau hanya satu bed saja," ujarnya.
Dikatakan Edi, usai mendapat perawatan di rumah sakit, korban diketahui mengalami patah tulang usai terjatuh. Saat ini korban telah mendapat perawatan di Rumah Sakit (RS) dr Syaiful Anwar.
"Korban mengalami patah kedua kakinya, karena jatuh bersama lift itu," tandas Edi.
(abq/dte)