Lebaran 2 Mei 2022, Ini Daftar Masjid di Surabaya yang Gelar Salat Idul Fitri

Surabaya -

Pemerintah telah memutuskan Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1443 Hijriah jatuh pada 2 Mei 2022. Tentunya, Muslim di manapun berbahagia karena telah berhasil mencapai hari kemenangan.

Masyarakat pun besok Senin (2/5/2022), akan bersiap menunaikan Salat Idul Fitri. Tak terkecuali di Surabaya.

Nah, untuk detikers yang berlebaran di Surabaya, inilah masjid-masjid yang menyelenggarakan Salat Idul Fitri 1443 H atau pada 2 Mei 2022:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Masjid Al Akbar

Masjid yang terletak di Jalan Raya Wisma Pagesangan, Kecamatan Jambangan, Kota Surabaya itu dibangun pada 4 Agustus 1995. Pembangunan Masjid kala itu ditandai dengan peletakan batu pertama oleh Wakil Presiden RI Try Sutrisno. Tapi, lantaran krisis moneter, pembangunan sempat dihentikan sementara.

Tahun 1999, masjid ini dibangun lagi dan selesai tahun 2001. 10 November 2000, masjid yang berada di kawasan Surabaya Selatan itu diresmikan oleh Presiden RI, KH. Abdurrahman Wahid.

Hingga kini, masjid tersebut masih dipergunakan untuk beragam kegiatan keagamaan. Bahkan, saat Ramadan, kerap menjadi jujukan masyarakat dari sejumlah daerah.

Masjid Al Akbar Surabaya. Foto: Deny Prastyo Utomo

2. Masjid Al Falah

Masjid Al Falah Surabaya merupakan satu sari sekian masjid yang populer di kota pahlawan. Karena strategis, masjid yang berlokasi di Jalan Raya Darmo Nomor 137 A, Kecamatan Wonokromo, Kota Surabaya itu ramai dengan program-programnya.

Tak ayal, selalu ramai dikunjungi jemaah dari segala usia dan daerah. Selain itu, suasananya nyaman untuk beribadah dan bersantai sejenak.

Masjid yang dibangun pada tahun 1973 dan berdiri di atas tanah seluas 3.206 m² itu mampu menampung hingga 4000 jemaah. Karena letak yang strategis dan mudah diakses, jemaah hanya perlu menggunakan angkutan umum mau pun kendaraan online untuk menjangkau itu.

Masjid Al Falah Surabaya. Foto: Faiq Azmi

3. Masjid Sunan Ampel

Masjid yang berada di Jalan Ampel Masjid, Kecamatan Semampir, Kota Surabaya itu adalah satu dari sekian rumah ibadah umat Islam tertua di Jawa Timur.

Konon, masjid yang dibangun sekitar abad 15 Masehi itu didirikan Sunan Ampel. Bahkan, memiliki sejarah dan gaya arsitektur 'nyentrik nan unik', yang didirikan oleh Raden Muhammad Ali Rahmatullah atau Raden Rahmat lantaran bahan bangunan Masjid Ampel menggunakan kayu jati yang menurut kepercayaan setempat, kayu tersebut mempunyai karomah.

Malah, ada cerita bahwa Masjid Sunan Ampel tidak mengalami kerusakan kendati berada di lokasi peperangan. Seiring berjalannya waktu, nama Raden Rahmat dikenal dengan nama Sunan Ampel hingga kini.

Masjid Sunan Ampel di Surabaya. Foto: (widiarini/d'Traveler)

4. Masjid Kemayoran

Masjid yang berada di Jalan Indrapura, Kecamatan Bubutan, Kota Surabaya itu mulanya bernama Masjid Roudhotul Musyawarah. Lambat laun, mulai dikenal dengan nama Masjid Kemayoran.

Masjid tersebut adalah pemberian atau hibah dari pemerintah Hindia Belanda kala itu. Mulanya, letak masjid berasa di sekitaran Tugu Pahlawan.

Masjid yang berdiri tahun 1772 tersebut sempat dijuluki Masjid Alun-alun Surapringga. Lalu, berpindah lokasi ke Jalan Indrapura sekitar tahun 1932.

Warga Surabaya Antusias salat tarawih hari pertama masjid kemayoran

Masjid Kemayoran Surabaya. Foto: Esti Widiyana

5. Masjid Muhammad Cheng Hoo

Masjid Muhammad Cheng Hoo Surabaya merupakan masjid pertama di Indonesia yang menggunakan nama Muslim Tionghoa. Masjid yang didominasi warna merah, hijau, dan kuning serta ornamen yang kental nuansa Tiongkok klasik itu konon menjadi ikon atau tanda perdamaian umat beragama.

Pembangunannya kala itu dipercayai sebagai wujud penghormatan pada Laksamana asal Tiongkok, Cheng Ho yang beragama Islam.

Masjid Cheng Hoo Surabaya Foto: (Rois/detikTravel)

6. Masjid Rahmat

Masjid yang berlokasi di Jalan Kembang Kuning itu adalah satu dari masjid tertua di Kota Surabaya, Jawa Timur. Sejarah, cerita, dan keberadaannya sudah ada sejak zaman Sunan Ampel, kemudian baru dibangun sekitar 1967.

Singkat cerita, masjid itu ditemukan pertama kali oleh seorang warga sekitar. Kala itu, ditemukan masih berbentuk batu bata rapi, serta ada tiang penyangga atap yang terbuat dari daun tebu.