Tradisi mudik Lebaran begitu lekat dengan masyarakat Indonesia. Tak terkecuali bagi Mbok Yem, pemilik warung di Gunung Lawu atau warung tertinggi di Indonesia. Saat mudik, Mbok Yem turun gunung dari puncak Lawu.
Mbok Yem yang tinggal di puncak Gunung Lawu Magetan ternyata rutin mudik sejak 30 tahun lalu. Lantaran usianya yang sudah lanjut, Mbok Yem turun gunung dengan ditandu.
"Kalau persisnya mungkin Mbok Yem lupa, tapi sekitar 30 tahun sudah ada perkiraan Mbok Yem jualan buka warung di puncak Lawu dan mudik tiap Lebaran," ujar Sujarwo, salah satu pria dalam video yang ikut mengusung Mbok Yem dengan tandu, saat dikonfirmasi detikJatim Sabtu (30/4/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mbok Yem tidak pernah turun gunung jika tidak saat Lebaran atau ada kepentingan keluarga. Sebelumnya, Mbok Yem turun gunung saat pernikahan cucunya.
"Biasanya kalau ndak Lebaran ndak pulang. Kadang kemarin waktu hajatan menikah cucunya turun gunung juga," jelas Sujarwo.
Sujarwo menjelaskan, selama 30 tahun Mbok Yem meladeni para pendaki yang membutuhkan minuman dan makanan.
"Sudah sekitar 30 tahun tinggal sendiri di puncak Lawu, meladeni pendaki yang makan dan minum. Barang dagangan biasanya ada yang ngantar," tandasnya.
Sebelumnya, video Mbok Yem yang sedang diusung dengan tandu turun gunung viral di aplikasi percakapan WhatsApp dan media sosial Instagram. Dalam video berdurasi 28 detik itu tampak Mbok Yem sedang duduk di atas tandu yang diusung dua pria. Mbok Yem mengenakan baju hitam dan berkerudung pink tampak santai duduk di atas tandu.
Sedangkan dua pria terlihat mengusung tandu yang terbuat dari bambu yang diduduki Mbok Yem. Mereka berusaha menahan keseimbangan tubuh dan menapakai jalanan yang terjal dan menurun.
Selain dua pria yang mengusung tandu Mbok Yem, terlihat ada dua pria lain berjalan di antara mereka. Mereka bergantian mengusung tandu. Sedangkan latar dalam video terlihat pemandangan indah Gunung Lawu dari atas.
(hil/dte)