Tiga orang tewas saat mobil Honda Brio tertabrak KA Sancaka di perlintasan tak berpalang pintu Kebonsari Manunggal, Jambangan. Penjaga perlintasan menyebut lokasi kejadian dipenuhhi darah usai kecelakaan terjadi.
DetikJatim mendatangi lokasi kejadian. Di sana, sudah tidak ada mobil yang ringsek tertabrak KA. Namun serpihan dan sejumlah bagian mobil masih nampak dan belum dibersihkan seperti kaca mobil, serpihan dasbor, hingga inner, dan fender mobil.
Seorang penjaga perlintasan di Kebonsari Surabaya, Rumiyati mengatakan ia tak mengetahui persis bagaimana kronologi kejadian. Karena saat itu yang berjaga bukan dirinya, tetapi Sukardi. Rumiyati bersyukur karena rumah yang dihuninya di sekitaran perlintasan tak terkena mobil yang terpental.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Biasanya saya jaga pukul 00.00 sampai 07.00 WIB, saya kurang tahu persis kejadiannya dan tahu-tahu mobilnya sudah ada di sini, neraki kabeh (memporak porandakan semuanya). Untung onok (ada) kayu, kalau tidak ada kayu mungkin ngerusak rumah saya," kata Rumiyati kepada detikJatim kemudian menunjuk ke arah TKP, Senin (25/4/2022).
Wanita yang akrab disapa Mbok Bawon itu menjelaskan ketika kejadian berlangsung, ia sedang terlelap. Namun, ia dibangunkan oleh tetangganya selang beberapa menit pasca kejadian.
"Aku digugah tonggoku Darno tangi ate ganti wayahku, ngerti-ngerti wes getih kabeh (Saya dibangunkan Darno tetangga saya, pas bangun tidur mau pergantian sif jaga, tahu-tahu sudah darah semua)," ujar wanita asal Jember itu.
Rumiyati menyebut, total ada 8 orang yang berjaga di sana, termasuk dirinya. 8 orang tersebut berjaga bergantian pada 4 shif.
Namun, ketika berjaga, ia mengaku dirinya lah yang paling cerewet dan judes. Terutama, pada pengendara motor atau mobil yang nekat menerobos perlintasan ketika sudah diberi tanda bakal ada kereta akan melintas.
"Lek aku sing jogo, mesti wong-wong sing ngeyel iku tak seneni, tak pisuh-pisuhi (Kalau saya yang jaga, saya selalu ngatain orang-orang yang nekat menerabas, saya selalu mengumpat ke mereka)," tuturnya.
Istri dari Sariman itu mengaku hal tersebut terpaksa dilakukan agar para pengendara sadar akan keselamatan diri masing-masing. Serta, masih ada keluarga yang menanti di rumah.
"Enak kon mati, sing urip iki loh di eret-eret (Enak kalau Anda mati tertabrak, yang hidup seperti saya ini loh yang dibawa-bawa untuk dimintai keterangan)," tutup wanita yang telah menjaga perlintasan Kebonsari selama 22 tahun itu.
(iwd/iwd)