Jelang Hari Raya Idufitri 1443 H, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengimbau masyarakat untuk selalu waspada terhadap kasus penipuan. Bercermin dari tahun-tahun sebelumnya, setiap mendekati lebaran, penipuan berkedok minta sumbangan sering terjadi.
Khofifah menyebutkan, jelang Lebaran kali ini, ada saja oknum yang mengatasnamakan dirinya. Tujuannya, untuk menipu dengan modus meminta sumbangan lalu disalurkan ke Taman Pendidak Al-Qur'an (TPQ) hingga panti asuhan .
"Semua harus hati-hati dalam menanggapi pesan digital. Karena, ada yang mengatasnamakan amal dan shodaqoh, kadang masyarakat tergoda melakukannya (transfer)," kata Khofifah dalam keterangan yang diterima detikJatim, Sabtu (23/4/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Khofifah mengimbau agar masyarakat lebih aktif dan detail dalam mengetahui lawan bicaranya di telepon maupun medsos. Supaya, kasus penipuan itu dapat diantisipasi.
Bahkan, beberapa waktu lalu ditemukan sebuah pesan penipuan yang menggunakan modus lawas, yakni foto profil Gubernur Khofifah pada pesan WhatsApp. Pesan itu ditujukan pada sebuah panti asuhan.
"Saya ingatkan kepada masyarakat untuk waspada, jangan takut melapor ke pihak berwajib. Baru-baru ini, ada yang menggunakan profil foto saya, namun penulisan nama salah," tutur dia.
Selain itu, Khofifah mengaku juga menerima pesan melalui WhatsApp yang mengatasnamakan Ketua Umum PBNU KH Yahya Staquf Cholil. Dalam pesan itu, penipu mencoba meyakinkan calon korban dengan memasang foto Gus Yahya. Dia memnita santunan untuk anak yatim di berbagai daerah.
"Jangan takut melapor dan segera konfirmasi kepada pihak berwajib agar bisa segera dilakukan tindakan yang lebih terukur, agar bisa dicarikan solusinya. Jangan langsung percaya, klarifikasi dan teliti dengan detil pesannya," ujar dia.
Khofifah menegaskan, pesan itu bukan berasal darinya. Maka dari itu, ia mengingatkan masyarakat untuk selalu waspada dan melapor bila resah dan merasa terancam.
Mantan Mensos RI itu lantas membagikan tips agar masyarakat terhindar dari kasus penipuan, di antaranya:
1. Melakukan cek nomor telepon seseorang yang diduga akan atau sedang melakukan penipuan
"Saat ini, mudah bagi masyarakat mengecek nomor telepon apakah bisa terpercaya atau tidak dengan aplikasi yang bisa diunduh gratis di smartphone," ujarnya.
2. Bila memperoleh panggilan mencurigakan, masyarakat diharap tidak panik dalam menghadapinya
Meski mengatasnamakan pejabat daerah sekali pun, Khofifah menegaskan masyarakat tak boleh panik. Kemudian, lakukan kroscek. Apabila dinilai berlebihan, segera lapor ke kantor polisi terdekat.
"Jangan tergesa-gesa mengamini ucapan penelpon. Jika mengatasnamakan keluarga atau kerabat dekat, lakukan konfirmasi pada pihak yang identitasnya disebut itu," tuturnya.
3. Pemahaman literasi digital sejak dini adalah hal penting. Mengingat, akrabnya teknologi sejak dini mengakibatkan besarnya potensi penipuan
"Harus dikenalkan dengan literasi digital, hati-hati dalam menyebarkan informasi atau privasi data diri. Sejatinya, pengguna teknologi sebenarnya dituntut lebih pintar dari teknologi dengan literasi digital," kata Khofifah.
(dte/dte)