Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari turut mengenalkan potensi wisata Kota Mojokerto kepada Gus Miftah dalam peringatan Nuzululqur'an. Salah satunya, yang akan mampu menarik para wisatawan untuk datang ke wilayahnya yakni kerajaan Majapahit.
"Pada abad 13-14 Mojokerto merupakan bagian dari pusat kerajaan Majapahit, karena itulah warisan sejarah dan budaya banyak sekali yang masih eksis hingga saat ini," jelas perempuan yang akrab disapa Ning Ita dalam keterangan tertulis, Rabu (20/4/2022).
Dalam acara yang berlangsung di Masjid Jami Al Fattah pada Senin (18/4), ia mengungkap pada tahun 2023 mendatang akan dibangun sebuah kapal Majapahit di Kota Mojokerto dengan ukuran 45 meter yang berada di samping anak Sungai Brantas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini adalah bagian dari apresiasi pemerintah pusat terhadap kejayaan Majapahit yang sampai saat ini eksistensinya masih bisa kita lihat melalui berbagai warisan budaya dan sejarahnya," ungkap Ning Ita.
Lebih lanjut, Ning Ita menyampaikan wilayahnya juga merupakan bagian dari sejarah Sang Proklamator RI. Berdasarkan literasi sejarah dari beberapa buku, mulai 1907-1915 RI 1 yang ketika itu masih berusia 6 tahun pindah di Kota Mojokerto.
"Ada banyak sekali jejak sejarah beliau di kota ini dan itulah yang akan kami angkat sebagai salah satu destinasi wisata sejarah nasional," papar Ning Ita.
"Alhamdulillah beberapa jejak sejarah beliau khususnya dua sekolah tempat beliau mengenyam pendidikan saat ini sudah kami berikan sebuah prasasti dalam bentuk patung Soekarno masa kecil. Di mana patung tersebut menggambarkan adanya akulturasi budaya Jawa dengan Belanda yang tercermin dari busana yang dikenakan oleh Soekarno di masa kecil," sambungnya.
Sementara itu, pemilik nama lengkap Miftah Maulana Habiburrahman atau dikenal Gus Miftah mengatakan Kota Mojokerto sangat menarik untuk dikunjungi.
"Saya pikir ini satu kota yang wajib menjadi destinasi wisata di Indonesia karena terkait dengan sejarah. Terkait tentang sejarah menarik, tentang Majapahit yang ada di Mojokerto. Maka saya bilang melupakan Allah itu dosa, melupakan orang tua itu durhaka, melupakan Kota Mojokerto itu mana bisa," kata pimpinan Pondok Pesantren Ora Aji di Sleman, Yogyakarta ini.
Gus Miftah menambahkan Kota Mojokerto dipimpin oleh seorang perempuan yang juga aktif dalam organisasi muslimat. Menurutnya, hal ini bisa menjadi contoh teman-teman fatayat, muslimat yang ada di Indonesia.
"Kita sering mendengar istilah kalau mendidik seorang laki-laki maka kamu hanya mendidik seorang generasi saja, tetapi kalau mendidik seorang perempuan, berarti kamu mendidik sebuah generasi. Maka saya pikir Ning Ita bisa menjadi contoh teman-teman fatayat, muslimat yang ada di Indonesia," tuturnya.
Sebagai informasi, peringatan Nuzulul Quran tahun 1443 H ini merupakan pertama kalinya pengajian akbar dilakukan secara langsung di Kota Mojokerto. Pengajian ini dapat terlaksana karena Kota Mojokerto telah berada di level 1 PPKM dan para jemaah juga senantiasa menaati protokol kesehatan, yaitu selalu memakai masker dan menyediakan hand sanitizer.
(akd/ega)