Melihat Penyandang Tunanetra di Banyuwangi Ngaji Bareng dengan Al-Qur'an Braille

Melihat Penyandang Tunanetra di Banyuwangi Ngaji Bareng dengan Al-Qur'an Braille

Ardian Fanani - detikJatim
Senin, 18 Apr 2022 22:57 WIB
tunanetra nganji bareng dengan Al-Quran braille
Para penyandang tunanetra ngaji bareng dengan Al-Qur'an braille (Foto: Ardian Fanani)
Banyuwangi -

Bulan suci Ramadan menjadi momen bagi semua umat Islam untuk mengambil berkah sebanyak-banyaknya. Tak terkecuali bagi mereka umat muslim yang berkebutuhan khusus.

Salah satunya kegiatan ibadah di Pondok Pesantren Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) KH. Ahmad Dahlan, Banyuwangi. Setiap hari tak kurang puluhan jamaah komunitas penyandang tunanetra ini menggelar Tadarus Al-Qur'an dengan huruf Braile.

Suasana khas Ramadan terlihat di Pondok Pesantren Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) KH. Ahmad Dahlan, di belakang kompleks masjid di Jalan Adi Sucipto, Kelurahan Tamanbaru, Banyuwangi, Senin (18/4/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski memiliki keterbatasan fisik, tidak menjadi halangan bagi seseorang untuk menjalankan ibadah di bulan suci Ramadan. Mereka tampak semangat menjalankan ibadah meski berbeda cara layaknya orang normal.

Mereka melafalkan ayat pada kalimat Al-Qur'an dalam metode khusus. Para penyandang tuna netra ini mendapat lembaran Al-Qur'an braille untuk mengaji.

Secara perlahan, komunitas yang terdiri dari siswa dan warga ini perlahan menghafalkan ayat-ayat suci Al-Qur'an didampingi para pengajar. Tidak mudah bagi para penyandang tuna netra untuk bisa membaca ayat suci Al-Qur'an dengan tulisan huruf braile.

ADVERTISEMENT

Butuh kepekaan lebih dibanding tulisan biasa. Hal ini dilakukan karena setiap tulisan Al-Qur'an memiliki tanda baca terutama pada hukum bacaan atau tajwid sehingga mereka dituntut untuk mampu memaksimalkan kepekaan jari jemari.

Mereka mengaku selama bulan Ramadan merupakan kesempatan untuk terus mengasah dan belajar Al-Qur'an dengan harapan bisa menghafal surat-suratnya.

"Selama Ramadan terus tadarus, Alhamdulillah saya juga punya grup sehingga bisa tadarus bersama," kata Yakub salah seorang anggota Komunitas Penyandang Tuna Netra.

Belajar membaca Al-Qur'an dengan huruf braile memang tidak gampang. Karena butuh ketelitian menyesuaikan dengan pemahaman huruf per-huruf dengan ketepatan rabaan jemari. Apalagi, mereka juga dituntut untuk belajar panjang-pendek suara disesuaikan dengan hukum tajwidnya.

"Sudah 2 tahun ini. Selama Ramadan ini kita tadarus setiap hari, kecuali pas sakit," terangnya.

Pembelajaran membaca Al-Qur'an braille ini menggunakan konsep diskusi. Para peserta yang masih belum bisa membaca nantinya akan dibantu oleh peserta lainnya yang sudah bisa membaca alquran braille.

Pengasuh Ponpes ABK KH Ahmad Dahlan, Ustaz Atfal Fadloli mengatakan, bimbingan membaca Al-Qur'an tersebut tidak hanya diajarkan pada saat di bulan Ramadan saja. Namun juga terus diberikan pada hari-hari biasa melalui program khusus yang diberikan oleh yayasan Ponpes KH Ahmad Dahlan, Banyuwangi.

"Setiap hari kita lakukan bimbingan. Agar mereka lancar. Selain membaca dengan huruf braile, mereka juga hafalan Al-Qur'an," tambahnya.

Di Pondok Pesantren KH. Ahmad Dahlan ini, anak-anak berkebutuhan khusus itu sehari penuh selama 24 jam ditangani oleh pengasuh.

Selain menerima anak untuk dipondokan, KH. Ahmad Dahlan ini juga membuka layanan untuk orang tua yang belum siap memondokkan anaknya. Artinya pembelajaran bisa dilakukan di rumah masing-masing. Nantinya, guru yang akan datang ke rumah masing-masing mengajar anak berkebutuhan khusus itu.

Sejak awal, mereka yang belajar di pondok pesantren ini juga tidak hanya berasal dari Banyuwangi, bahkan berasal dari luar pulau seperti Sumatera, Bali, Sulawesi.




(iwd/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads