Pemusnahan 24 ribu petasan di lapangan tembak Kodim Bangkalan berdampak pada warga sekitar. Ada puluhan rumah dan satu sekolah mengalami kerusakan akibat ledakan itu.
Kapolres Bangkalan AKBP Alith Alarino mengatakan, pihaknya telah melakukan pendataan kepada warga terdampak ledakan tersebut. Dalam data sementara terdapat 31 rumah mengalami kerusakan.
"Kami masih melakukan pendataan, sementara masih 31. Namun kami masih menunggu adanya laporan tambahan dari warga setempat," ujar Alith, Minggu (17/4/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Alith mengatakan akan segera melakukan ganti rugi atas kerusakan tersebut. Dari hasil pengecekan, kerusakan mayoritas terjadi pada kaca dan plafon rumah.
"Ya rata-rata kaca pecah dan plafon rumah warga runtuh. Termasuk juga genteng-genteng di sekolah juga bergeser," tambahnya.
Diketahui, dari pemantauan di lapangan, SMAN 4 Bangkalan yang letaknya hanya 150 meter dari lokasi peledakan, mengalami kerusakan plafon, genting dan kaca.
Siti Royhanah, warga setempat menceritakan, saat itu ia sedang beristirahat di rumahnya. Tiba-tiba terdengar suara ledakan menggelegar. Siti kaget dan mengira itu adalah suara ledakan gas elpiji.
![]() |
Ia bertambah panik saat mendengar ledakan kedua yang lebih keras. Ditambah lagi plafon dan genting rumahnya runtuh setelah terdengar ledakan kedua. Siti langsung panik. Ia langsung menyeret ketiga anaknya yang sedang tidur keluar rumah.
"Itu kejadiannya siang waktu jam tidur siang. Kami kaget, saya kira awalnya kompor gas meledak," ujar Situ kepada detikJatim.
Siti menyayangkan adanya kejadian itu. Karena pihak kepolisian sama sekali tidak memberikan pemberitahuan terlebih dahulu. Jarak yang digunakan untuk tempat peledakan dinilainya terlalu dekat dengan permukiman warga.
"Tidak ada pemberitahuan apapun dari kepolisian. Kami semua kaget bahkan anak saya sering kaget terbangun saat tidur sejak kejadian tersebut," pungkas Siti.
Rumah warga yang mengalami kerusakan akibat ledakan pemusnahan petasan diganti rugi oleh polisi. Namun ada warga yang mengeluh karena nilai ganti rugi tak sepadan dengan nilai kerusakan.
Siti mengatakan, rumahnya mengalami kerusakan yakni plafon yang jebol dan runtuh. beberapa gentingnya juga runtuh. Siti mengaku diberi ganti rugi Rp 400 ribu.
"Ada dua titik yang rusak. Di ruang tamu plafonnya runtuh dan di kamar anak-anak juga plafon jebol," ujar Siti.
"Biaya satu tukang saja sehari Rp 100 ribu belum pembelian material. Ini ada empat asbes yang rusak dan puluhan genting hancur. Itu tidak cukup," keluh Siti.
Rusmiyeh yang rumahnya berjarak 200 meter dari lokasi peledakan mengatakan saat itu ia hendak melaksanakan salat zuhur. Ia tak mengira bahwa bunyi tersebut berasal dari petasan.
"Saya kaget saat ambil wudu, langsung lari keluar karena bunyinya sangat keras. Saya takut kiamat makanya langsung keluar bersama anak-anak saya," imbuhnya.
Rusmiyeh mengaku mendapatkan ganti rugi Rp 2,3 juta. Rumah miliknya mengalami kerusakan di bagian kaca serta plafon rumah serta kamar mandi. Ledakan itu juga merusak sound system.
"Kami belum tahu cukup atau tidak, karena belum diperbaiki nanti baru ketahuan kalau sudah diperbaiki," imbuhnya.
Kapolres Bangkalan menyilakan warga untuk mengabarkan jika ganti rugi yang diberikan tidak sesuai. Alith masih membuka kesempatan bagi warga yang mengalami kerugian di atas sejumlah uang yang diberikan.
"Boleh mengajukan ganti rugi lagi dengan syarat kerusakan tersebut memang akibat kejadian kemarin," ujar Alith.
(sun/sun)