Anggota DPRD Bojonegoro, R (55), tewas gantung diri. Pemicu R mengakhiri hidup masih menjadi teka-teki.
Seperti yang dirasakan Ketua DPD Golkar Bojonegoro, Mitroatin. Hingga saat ini, ia mengaku heran dengan apa yang menjadi pilihan R.
Mitroatin juga tak mau menerka-nerka soal pemicu R mengakhiri hidup. Ia hanya bercerita soal perubahan sikap R dalam beberapa bulan terakhir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Boleh orang itu tidak percaya atas cerita kematian ini, tapi ini semua takdir. Memang belakangan ini kabar di teman-teman kantor DPRD, almarhum sering sendiri dan menjadi sosok pendiam. Yang sangat beda dengan prilaku sebelumnya yang humoris," kata Mitroatin, Sabtu (16/4/2022).
"Kalau sama saya dia pernah cerita sakitnya yang tak kunjung sembuh. Bahkan ke dokter, kiai juga sudah dilakukan tapi tak ada hasilnya," imbuhnya.
Mitroatin merasa, R tidak memiliki persoalan yang berat. Kecuali rasa sakit yang diderita akibat kecelakaan lalu lintas tahun lalu. Kemudian beberapa waktu lalu, ia juga mengalami kecelakaan tunggal.
Hal senada disampaikan Didik Purwanto, yang juga teman akrab R sebagai wakil rakyat. Ia mengakui, R menunjukkan sikap yang berbeda dalam beberapa bulan terakhir.
"Memang beliau beda dalam hitungan beberapa bulan terakhir ini. Kebetulan kami baru geseran tempat di komisi. Sekitar dua bulan ini almarhum di Komisi D. Dulu selama masih di Komisi A, sering berangkat kerja bareng. Saling cerita dan guyon. Memang sakit selama ini yang sering didengar teman-teman. Kalau urusan rumah tangga, ekonomi, kok kayaknya nggak ada dengar," jelas Didik.
Rekan kerja di DPRD banyak yang kaget atas tewasnya R dengan gantung diri. Rata-rata, mereka terakhir ketemu dengan korban tiga hari yang lalu, saat pulang kunker dari Jakarta naik kereta api.
Teman lama korban, Anam Warsito juga menuturkan, selama ini R tidak pernah curhat soal masalah berat. Yang ia tahu, tahun lalu R pernah kecelakaan di Kudus. Yang mengakibatkan beberapa bagian tubuhnya mengalami luka serius.
"Kalau (masalah) ekonomi kok nggak mungkin, kalau urusan rumah tangga, semua juga sudah pernah tau dan dengar dan itu masa lalu. Nggak mungkin kalau itu jadi pemicu kejadian hari ini," pungkas Anam.
R ditemukan tewas tergantung di pohon nangka, di pinggir Bengawan Solo. Lokasi tewasnya R berjarak sekitar 300 meter dari rumahnya di Kecamatan Gayam.
Aksi bunuh diri itu diketahui pihak keluarga dan kerabat korban saat menjelang subuh setelah dilakukan pencarian.
"Diperkirakan sekitar pukul setengah tiga pagi tadi, istri korban ingin membangunkan untuk sahur kok tidak ada di rumah. Terus minta tolong ke kerabat untuk mencari dan ditemukan oleh salah satu keponakan dalam kondisi gantung di pohon nangka," kata Kapolsek Gayam AKP Bambang Trenggani kepada detikJatim.
Informasi berikut ini tidak ditujukan untuk menginspirasi siapa pun untuk melakukan tindakan serupa. Bila Anda merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu, seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental.
(sun/sun)