Istilah sugar daddy dan sugar baby sudah tak asing di telinga. Sugar baby merupakan seorang wanita atau pria yang mencari keuntungan dari sugar daddy atau sugar mommy.
Tujuan utama sugar baby untuk meningkatkan perekonomian pribadi. Sebaliknya, sugar daddy atau sugar mommy mencari keuntungan dari segi pelayanan.
Kali ini, detikJatim berbincang dengan seorang wanita berinisial TS. Ia merupakan wanita asal Solo yang bekerja di Surabaya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengakui tengah menjadi sugar baby. Tujuannya tak lain untuk meraup pundi-pundi Rupiah maupun barang berharga lainnya.
"Kenapa? Mau jadi SD (sugar daddy) ku?" kata TS di awal perbincangan, Jumat (1/4/2022).
TS mengaku tak memiliki tarif pasti sebagai seorang sugar baby. Soal tarif, ia menganalogikan seperti taksi.
"Ya gak ada (tarif pasti) sih. Kek (seperti) taksi aja. Kadang ratusan ribu, kadang jutaan. Bebas sih," ujarnya.
Wanita yang tinggal di indekos eksklusif di kawasan Genteng, Kota Surabaya itu mengaku memiliki batasan dalam pelayanan. Ia kerap menemani sugar daddy berkegiatan sehari-hari. Seperti berbelanja, nongkrong, dan lain sebagainya.
TS tak mau memberikan pelayanan seks pada sugar daddy. Alasannya, sugar daddy rata-rata sudah tua, stamina seksualnya sudah tak oke.
"Biasanya cuma nemenin mabuk, belanja, ya senang-senang lah pokoknya. Kalo sampai berhubungan badan ya akunya gak mau, tua-tua semua SD (sugar daddy) ku," tuturnya.
Kemudian TS menceritakan pengalamannya yang hampir berhubungan badan dengan seorang sugar daddy. Dari pengalaman itu, ia memutuskan untuk tetap tidak melayani hubungan seks.
"Beneran loh, pernah ada SD yang maksa. Pas aku iya (mau), terus diajak. Eh SD ku gak berdiri dong (alat kelamin pria). Dari situ aku gak mau lagi (berhubungan badan) sama SD tua-tua. Paling kissing dan cuddle aja," terangnya.
Menjadi seorang sugar baby juga memiliki ketakutan. Seperti takut dijambak anak sugar daddy hingga disebut pelakor. Dua ketakutan itu disampaikan seorang sugar baby di Surabaya, R (30).
"Takut lah. Takutnya ketahuan keluarganya, terutama anaknya. Takut dijambak juga dan dikatain pelakor," ujar R.
R (30) menceritakan suka duka memiliki sugar daddy. Sukanya sering diberi uang dan salah satu tidak enaknya yakni rasa malu saat jalan bareng.
"Saya sebenarnya mau seperti itu (berpakaian seperti kehendak RW), tapi nggak mau kalau keluarnya sama dia (RW) karena malu. Masa kalau jalan bareng, apalagi dia pendek. Kalau jalan bareng, dia (RW) tingginya cuma sepundakku apalagi usianya sama kayak papaku, kalau dia tinggi kurus dan ganteng yo mboh maneh (ya tidak tahu lagi)," imbuhnya.
Sementara seorang sugar baby asal Mojokerto, CP, mau blak-blakan soal tarif yang ia pasang ke sugar daddy. Namun ia tidak menyebutkan dengan nominal uang.
"5 Mio/month (bulan). Lebih kalau bisa hehe," tuturnya lalu tertawa.
Mio yang CP maksud yakni salah satu jenis motor matic dari Yamaha. Mio muncul di Tanah Air sejak 2003.
Ia juga mau blak-blakan soal alasan dia berburu sugar daddy. Wanita berusia 24 tahun ini mengaku ditipu oleh pacarnya sendiri. Saat ini ia tidak bekerja dan mengandalkan pemberian dari para sugar daddy.
"Aku abis kena apes nih, makannya nyari orang yang bisa support finansial aku si pastinya," kata CP.
CP berkisah, identitasnya digunakan sang kekasih untuk mengakses pinjaman online (pinjol). "Ya aku disuruh pinjol, utang sana sini, dimanfaatin ini itu, sampai Rp 40 juta. Semuanya atas nama aku, belum kebayar sampai sekarang," ujarnya.
CP mencari sugar daddy untuk mendongkrak finansialnya. Awalnya, ia mengaku tak memiliki tarif khusus bagi sugar daddy. Lambat laun, ia memasang tarif.
(sun/sun)