2 Ketakutan Sugar Baby, Dijambak Anak Sugar Daddy dan Disebut Pelakor

2 Ketakutan Sugar Baby, Dijambak Anak Sugar Daddy dan Disebut Pelakor

Praditya Fauzi Rahman - detikJatim
Jumat, 01 Apr 2022 16:06 WIB
Young woman using cell phone to send text message on social network at night. Closeup of hands with computer laptop in background
Ilustrasi sosial media/Foto: (Thinkstock)
Surabaya -

Menjadi seorang sugar baby juga memiliki ketakutan. Seperti takut dijambak anak sugar daddy hingga disebut pelakor.

Dua ketakutan itu disampaikan seorang sugar baby di Surabaya, R (30). R mengaku mengenal dunia tersebut sejak 2020. Kala itu, ia diajak dan dikenalkan rekannya dengan seorang pria hidung belang berinisial, RW (55).

RW dikenal sebagai seorang pria yang royal. Berdasarkan pengakuan R, RW merupakan pria asal Yogyakarta yang menjalankan bisnis dan berkantor di Surabaya Selatan. Sepengetahuannya, RW memiliki 2 apartemen dan sudah mempunyai 2 anak, sedangkan istrinya bekerja di Jakarta.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

R mengungkapkan, RW merupakan pria dengan karakter yang perfeksionis. Juga menyukai segala benda berwarna putih. Setiap kali bertemu, mobil yang digunakan selalu berbeda dan berwarna putih.

Perkenalan kala itu bermula saat R berkeluh kesah kepada rekannya tentang susahnya mencari uang. Perekonomian R kian memburuk saat pandemi COVID-19 melanda.

ADVERTISEMENT

Ketika sedang bekerja di awal 2020, ia dihubungi oleh seorang pria yang tak dikenal melalui chat WhatsApp. Merasa masih risih, R pun mengabaikan chat dari RW. Sepulang bekerja, R mendapat kiriman makanan dari RW melalui aplikasi ojek online.

"Awal kenalnya ya dikenalin temen kerja, dikasih nomerku. Pas pulang kerja, tahu-tahu ada ojol kirim makanan ke tempat kerja," kata wanita yang tinggal di kawasan Surabaya Timur itu, Jumat (1/4/2022).

Perlahan, R memberanikan diri untuk berkomunikasi dengan RW. Gayung bersambut, hubungan keduanya menjadi candu. Sampai akhirnya, R dan RW memutuskan untuk bertemu.

Karena ragu dan takut, dalam pertemuan pertama R mengajak seorang rekan yang mengenalkannya kepada RW. Dalam pertemuan pertama, R dan RW layaknya orang-orang pada umumnya, nongkrong dan ngobrol santai di kafe.

R mengatakan, RW lantas memuji kemolekan postur tubuhnya. R hanya terdiam dan tak bisa berkata-kata. Pertemuan singkat kala itu diakhiri dan RW mengantarkan R kembali ke rumahnya.

Dalam komunikasi selanjutnya usai bertemu dengan RW, R kian gelisah. Ia merasa semakin bersalah lantaran sudah mengetahui bila RW berkeluarga dan memiliki buah hati.

"Takut lah. Takutnya ketahuan keluarganya, terutama anaknya. Takut dijambak juga dan dikatain pelakor," ujar R.

Sales Promotion Girl (SPG) sebuah perusahaan fashion terkemuka di Indonesia itu pun mengaku mulai membatasi diri. Ia lantas hanya memanfaatkan uang dan kesempatan jalan bersama RW demi perekonomiannya saja. Tanpa perlu menuruti permintaan 'nyeleneh' dari RW.

Dalam pertemuan selanjutnya, R diajak minum minuman keras oleh RW. Namun R menolak mentah-mentah ajakan itu. R sudah menduga RW akan melancarkan niat busuknya bila sudah tak sadarkan diri.

Dari situ, ia mulai berani mengemukakan keinginannya. Ia hanya ingin uang saja dari RW, tanpa perlu ada hal lain di baliknya.

"Dia (RW) sebenarnya mau-mau aja (support finansial)," tuturnya.

Seiring berjalannya waktu, komunikasi keduanya kian intens. R mengaku, RW kerap memintanya untuk memanggil dengan sebutan 'Papa'. Terutama, ketika sedang berbelanja atau nongkrong di kafe.

"De'e njaluk diceluk Papa (dia minta dipanggil Papa), tapi aku jijik, aku emoh (tidak mau)," kata wanita dengan tinggi sekitar 171 cm itu.




(sun/sun)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads