Akibatnya, pihak sekolah terpaksa melakukan proses pembelajaran dengan 2 sesi. Karena ruang kelas yang layak digunakan sangat terbatas.
"Terpaksa kami membagi 2 sesi untuk proses belajar-mengajar karena kelas yang layak hanya 3 ruang," ujar salah satu guru SDN Sumberagung II, Tri Sukarno Putra.
Ruang kelas itu ambruk sejak Januari lalu. Dinding ruang kelas juga retak. Beruntungnya, para guru telah mengosongkan ruangan saat kejadian ambruk tersebut. Karena kondisi ruangan yang dibangun dari anggaran tahun 2013 itu sudah mengkhawatirkan.
"Ambruknya Januari lalu, sebelumnya sudah kita kosongkan. Saat ambruk sekitar jam 10.00 WIB, ada pembelajaran di samping ruangan yang ambruk," jelas Tri.
Meski hanya 1 ruangan yang ambruk, namun ruangan kelas di samping kanan dan kirinya terkena imbas. Akibatnya, sederet ruangan itu mengalami kerusakan.
Peristiwa itu telah dilaporkan pihak sekolah ke dinas pendidikan (Diknas) Bojonegoro. Namun, belum ada kepastian renovasi hingga saat ini.
"Iya benar, tapi sudah dianggarkan untuk dibangun pada tahun ini," jelas kepala Kasi Sarpras Diknas Bojonegoro, Zainal Arifin.
Sementara Wakil Bupati Bojonegoro, Budi Irawanto langsung melakukan sidak di lokasi itu. Usai dirinya mendengar kelas yang ambruk namun ditelantarkan.
"Kejadian sekolah ambruk atau rusak menjadi fokus serta perhatian khusus bagi kami. Karena sarana serta prasarana dunia pendidikan yang nyaman bagi generasi bangsa itu sangat penting," terang Budi.
(hse/fat)