Sosok Pak Ribut yang Ternyata Sudah 19 Tahun Jadi Guru Honorer

Sosok Pak Ribut yang Ternyata Sudah 19 Tahun Jadi Guru Honorer

Tim detikJatim - detikJatim
Jumat, 25 Mar 2022 20:13 WIB
Pak Ribut saat memberikan penjelasan tentang video penjelasan Kaum Sodom yang viral di TikTok
Pak Ribut yang videonya menjelaskan Sodom-Lesbian kepada muridnya di TikTok menjadi viral. (Foto: Nur Hadi Wicaksono/detikJatim)
Lumajang - Seorang guru di Lumajang Ribut Santoso viral di media sosial. Dalam video itu Pak Ribut, sapaan akrabnya, berinteraksi dengan muridnya menjelaskan tentang Kaum Sodom Nabi Luth. Ribut Santoso adalah seorang guru SD. Dia adalah seorang guru tidak tetap (GTT) yang ternyata sudah mengabdi selama belasan tahun.

Pak Ribut adalah guru kelas di SD Negeri Pagowan 01, Pasrujambe, Lumajang. Di sekolah itu dia menjadi seorang pengajar sejak 15 tahun silam. Selama itu juga statusnya sebagai guru tidak tetap tak kunjung berubah. Tapi dia tetap ikhlas menjalaninya, karena mengajar adalah passion-nya.

"Kalau dengan mengajar di sekolah sebelumnya, berarti saya sudah 19 tahun jadi GTT. Mengajar SD ini sesuai dengan jurusan saya dulu. Ijazah saya. Karena saya lulusan PGSD (Pendidikan Guru Sekolah Dasar)," ujarnya kepada detikJatim, Jumat (25/3/2022).

Sebelumnya, Ribut mengaku hanya menjadikan media sosial sebagai media promosi untuk usaha sampingannya, yakni usaha persewaan kostum tari. Usahanya itu sepi karena pandemi COVID-19. Karena tidak banyak kegiatan selain mengajar dia pun iseng-iseng mengunggah video bersama siswanya ke media sosial dan ternyata viral.

"Itu juga motivasi saya. Kalau misalkan dari video yang saya unggah itu tiba-tiba viral, kan, bisa buat nambah-nambah rezeki saya sebagai guru GTT. Karena, kan menjadi guru honorer itu gajinya minim banget," katanya.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Lumajang Agus Salim menegaskan, guru yang aktif di media sosial itu tidak dilarang. Menurutnya itu adalah hak dari masing-masing guru. Termasuk bila itu dilakukan oleh seorang GTT dengan tujuan untuk menambah penghasilan.

"Itu sah-sah saja. Itu hak mereka. Yang kami soal bukan itu, siapa pun lah kami harap lebih berhati-hati mengunggah sesuatu di medsos. Karena sekarang kan ada undang-undang ITE. Selama tidak menyinggung masyarakat enggak ada masalah," ujarnya.

Agus mengaku sudah melihat utuh video TikTok asli yang diunggah oleh Ribut. Menurutnya dalam hal metode pengajaran di video itu, apa yang disampaikan Ribut sudah benar. Pembahasan tentang Kaum Sodom Nabi Luth itu adalah bagian dari materi mata pelajaran Agama Islam.

"Saya sudah melihat utuh yang TikTok itu. Jadi Pak Ribut itu sudah benar mengajarnya, membahas materi yang diujikan tentang Agama Islam. Nabi Luth memang punya kaum yang namanya Kaum Sodom. Ya, benar. Dia (Ribut) tanya apa kaum sodom itu? Lalu dijawab anak-anak. Ketika (video itu) dipotong-potong, itu yang akhirnya jadi masalah," ujar Agus.

Menurutnya, materi tentang Kaum Sodom itu adalah bagian dari mata pelajaran Agama Islam yang diujikan dalam ujian atau Penilaian Tengah Semester (PTS). Pelajaran Agama Islam yang berkaitan dengan sejarah itu, kata Agus, memang sudah seharusnya disampaikan apa adanya dengan bahasa yang dimengerti oleh anak-anak.

Agus memang sempat memanggil Ribut Santoso ke kantornya. Tapi dia tidak memberikan sanksi apa pun. Dia hanya mengklarifikasi video yang viral itu dan memberikan saran kepada Ribut agar lebih berhati-hati lagi mengunggah konten-konten di medsos, apalagi yang sensitif dan berpotensi menyinggung masyarakat.

Dispendik Lumajang sebelumnya menerima pengaduan masyarakat tentang video Pak Ribut. Warga itu mempertanyakan apakah pendidikan seksual kepada anak-anak usia SD di video Ribut itu sudah benar? Kadispendik Lumajang Agus pun mengklarifikasi, apa yang disampaikan Pak Ribut bukanlah pendidikan seksual melainkan bagian dari materi Pendidikan Agama Islam.


(dpe/iwd)


Hide Ads