Sungai Terkotor di Surabaya Dibersihkan, Jaring Plastik Hingga Popok Bayi

Sungai Terkotor di Surabaya Dibersihkan, Jaring Plastik Hingga Popok Bayi

Esti Widiyana - detikJatim
Jumat, 25 Mar 2022 14:04 WIB
Pembersihan Sungai Asemrowo Surabaya yang banyak ditemukan popok, plastik, dan sebagainya
Pembersihan Sungai Asemrowo Surabaya yang banyak ditemukan popok, plastik, dan sebagainya. (Foto: Esti Widiyana/detikJatim)
Surabaya -

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Surabaya melakukan pembersihan di bantaran Sungai Asemrowo. Sungai ini dipilih karena merupakan salah satu sungai terkotor di Kota Pahlawan.

Kepala DLH Surabaya Hebi Agus mengatakan pembersihan bantaran sungai dilakukan di dua tempat. Yakni Sungai Asemrowo dan Kali Tebu. Dua sungai itu paling banyak ditemukan sampah.

"Kami pilih yang banyak sampahnya dan perawatannya sulit. Kami pilih itu, kalau ini badan airnya kotor. Kemarin sudah ada upaya membuat jaring di sisi timur, tapi enggak efektif karena sampahnya, setelah ditutup ternyata dari selatan (sampah datang). Banyak (warga) melempar popok, kain, plastik. Sulit pembersihannya. Kami memang harus cerewet ke warga untuk pembersihan sungai," kata Hebi kepada wartawan di bantaran Sungai Asemrowo, Jumat (25/3/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hebi mengatakan bahwa kerja kerja bakti ini sebenarnya rutin dilakukan. Kali ini, pihaknya dibantu oleh Yayasan Wings Peduli untuk trash boom atau alat penjebak sampah. Selain di bantaran Sungai Asemrowo bantaran Sungai Kali Tebu juga diberi trash boom.

"Kami juga dipinjami ponton yang akan dipakai selama 4 bulan untuk membersihkan sistem drainase yang ada di Asemrowo. Dipakai di Kali Tebu juga. Ponton ini gunanya untuk mengangkut eskavator (guna) menormalisasi sungai. Pembersihan juga tidak akan berhenti di sini saja," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Untuk pembersihan hari ini, DLH mengerahkan 500 petugas, kader lingkungan, hingga bank sampah khusus untuk Asemrowo. Kemudian ada 8 truk pengangkut sampah.

Setelah selesai pembersihan di dua sungai pihaknya akan melanjutkan pembersihan hingga sungai di kawasan Arjuno. Oleh karena itu pihaknya meminta ponton selama 4 bulan normalisasi.




(dpe/fat)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads