Banjir Tahunan di Bojonegoro yang Bikin Kades Geleng-geleng Kepala

Round-up

Banjir Tahunan di Bojonegoro yang Bikin Kades Geleng-geleng Kepala

Tim detikJatim - detikJatim
Selasa, 22 Mar 2022 08:39 WIB
Banjir di Bojonegoro selatan meluas. Ratusan rumah warga di Desa Sembung dan Pacul terendam.
Banjir di Bojonegoro pada Senin (21/3) pagi/Foto: Ainur Rofiq/detikcom
Bojonegoro -

Banjir di Bojonegoro selatan sempat meluas pada Senin (21/3) pagi. Ratusan rumah warga di Desa Sembung dan Pacul terendam.

Desa Sembung masuk Kecamatan Kapas. Sementara Desa Pacul masuk Kecamatan Bojonegoro kota.

Menurut Kades Pacul, Muhaimin, ada 13 RT yang terendam banjir. Atau sekitar 130 rumah. Kemudian di Desa Sembung, jumlah rumah yang terdampak diperkirakan tidak jauh berbeda.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ada sekitar 13 RT. Banjir ini surut lama atau nggak tergantung kiriman hujan lokal wilayah selatan Bojonegoro," ujar Muhaimin kepada detikJatim, Senin (21/3/2022).

Banjir juga menggenangi Jalan Raya Serma Abdullah sepanjang sekitar 700 meter. Tinggi banjir mencapai 30 hingga 50 cm.

ADVERTISEMENT

Warga sekitar meminta kendaraan roda empat hingga lebih, tidak melewati jalan tersebut. Sebab, mereka khawatir genangan air semakin masuk ke rumah saat banyak kendaraan yang melintas.

Beberapa kursi kayu panjang dan pot bunga sengaja ditaruh di tengah jalan agar sepi kendaraan yang melintas. Bahkan di pertigaan Jalan Serma Abdullah, petugas dari kepolisian, TNI dan Linmas berjaga dan mengatur pengalihan arus kendaraan.

"Sengaja dialihkan kendaraan agar tidak melintas di genangan banjir jalan ini. Kasihan rumah-rumah warga yang sudah kebanjiran," ujar salah seorang petugas.

Banjir terjadi setelah hujan deras mengguyur wilayah selatan Bojonegoro sejak kemarin sekitar puku 14.00 WIB hingga pukul 20.00 WIB.

Banjir saat musim hujan sudah menjadi langganan di Desa Kunci dan Ngumpak Dalem di Kecamatan Dander. Kemudian di Kecamatan Kapas yang meliputi Desa Sembung, Wedi, Kalianyar. Juga di Desa Pacul, Sukorejo yang masuk Kecamatan Bojonegoro Kota.

Desa Pacul dan Sukorejo menjadi wilayah terakhir jika terjadi banjir kiriman dari wilayah selatan. Sehingga genangan air lebih lama surutnya.

"Saya sendiri bingung sebenarnya, karena wilayah Pacul ini paling utara atau terakhir kalau dapat kiriman air banjir dari Bojonegoro selatan. Kita pernah minta perbatasan Pacul-Sembung dibuatkan sudetan ke arah timur. Namun saat disurvei ternyata tinggi irigasinya dari pada permukiman. Sehingga batal," lanjut Muhaimin.

Muhaimin juga menuturkan, selama ini saluran air di permukiman warga dilakukan perbaikan setiap tahun. Itu agar semua berfungsi dengan baik.

"Setiap musim hujan pasti banjir. Ya memang tidak lama, paling lima jam atau sehari paling lama. Jadi tidak ada yang bingung evakuasi harta benda, paling hanya dinaikkan ke atas biar nggak kena air. Kita berharap pemerintah bisa segera tangani banjir langganan ini," ujar warga Pacul, Yudi.

Warga mengevakuasi kendaraan dan perabot ke tempat yang lebih aman. Rumah mereka tergenang air setinggi 30-75 cm.

"Banjir Pak, ora iso polah piye piye ngene iki. Ora entuk bantuan apa-apa, kawit mau bentuk," keluh warga Pacul lainnya, Rumi.

BPBD Bojonegoro sampai saat ini masih mendata rumah warga yang terdampak banjir di Desa Sembung dan Pacul.

"Masyarakat masih bisa beraktivitas untuk saat ini, kalau sudah tak bisa beraktivitas nanti akan kita kirim bantuan sembako. BPBD berharap warga untuk peduli dengan lingkungan," ujar Kepala BPBD Bojonegoro, Ardian.




(sun/sun)


Hide Ads