33 Desainer Jatim Pamerkan Busana, 12 Anak Disabilitas Jadi Modelnya

33 Desainer Jatim Pamerkan Busana, 12 Anak Disabilitas Jadi Modelnya

Esti Widiyana - detikJatim
Sabtu, 19 Mar 2022 03:05 WIB
Fashion Etnura
Fashion Etnura/ Foto: Esti Widiyana
Surabaya - Pandemi COVID-19 memang belum selesai, namun bukan berarti tidak berkarya. Melalui Ethnic Nusantara (Etnura) sejumlah desainer bersama UMK dan pecinta seni mencoba membangkitkan ekonomi melalui karya-karya fashion.

Etnura ini diharapkan dapat memajukan fashion nusantara. Selain itu juga membangkitkan para UKM, desainer dan pecinta seni, khususnya batik dan tenun untuk menunjukkan ke khalayak, jika di masa pandemi ini semua bidang bisa bangkit.

Dewan Penasihat Ethnic Nusantara Liliek Noer mengatakan pada pameran tahun kedua ini, sebanyak 33 desainer asal Jatim ikut ambil bagian. Sedangkan, bertindak sebagai model mulai dari anak-anak disabilitas yang berlenggok dalam satu show mengenakan karya produk desainer.

"Diikuti para desainer di Jatim ada 33 desainer dibagi 2 waktu, sore dan malam. Ini momen tahunan untuk mempromosikan produk desainer lokal. Ethnic Nusantara berkomitmen memakai produk nusantara," kata Liliek, Jumat (18/3/2022).

Dari 33 desainer ini, tidak hanya hanya para senior, melainkan desainer muda dan junior juga turut menampilkan fashion nusantara. Dalam rangkaian fashion show ini juga menampilkan belasan disabilitas, yang mengenakan karya batik salah satu desainer.

"Ini sebagai karya anggota dan mengajak semua teman-teman bergabung ikut mempromosikan Ethnic Nusantara. Teman-teman disabilitas ini kita ajak. Kami ingin membuat adik-adik disabilitas sama seperti lainnya," ujarnya.

Ketua Ethnic Nusantara, Tekno Wiroyudo mengatakan, dalam event ini pihaknya mengajak 12 anak disabilitas untuk show di atas panggung. Namun, untuk mengajak 12 anak disabilitas ini perlu melakukan pendekatan terlebih dahulu.

"Adik-adik yang tampil ada 12. Awalnya susah melatih, adik-butuh butuh kedekatan, mereka serba perasa. Awalnya susah, setelah dekat dan mengenal bisa diatasi. Yang autis tidak bisa dikonpromi sekarang bisa dekat. Dari 12 adik-adik, ada dari Surabaya dan Sidoarjo. Ada yang autis, daun sindrom, ada tuna rungu dan lainnya. Yang menarikan lagu untuk sparkling disabilitas juga," jelas Tekno.

Salah satu desainer Ethnic Nusantara, Hisyam Syamsi menampilkan karya desain bertajuk "Osing Heritage", batik klasik dari Banyuwangi. Seperti batik Sekar Jagad, Gajah Oling, dan motif lainnya khas Banyuwangi.

"Saya membawa 13 outfit, 7 men, 6 women collection. Ada garis halus, perpaduan batik 2 potong banding 1 potong batik turlis. Ga terlalu ramai, tapi batiknya terlihat elegan. Koleksi saya bahan batik tulis, prosesnya penyelesaian 1 bulan," kata Hisyam.


(abq/iwd)


Hide Ads