Selama 3 bulan 2022, Dinkes Banyuwangi mencatat jumlah warga terjangkit Demam Berdarah Dengue (DBD) mencapai 91 orang. Sebanyak 3 orang dilaporkan meninggal terjangkit nyamuk Aedes Aegepty.
Kasi Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Menular (P2PM) Dinkes Banyuwangi, Achmad Yunus Setiawan mengimbau warga untuk siaga dan waspada DBD.
"Dengan meningkatkan kebersihan lingkungan dan tetap menjaga pola hidup sehat dengan cara rajin membasmi sarang nyamuk," pinta Yunus saat dikonfirmasi, Kamis (17/3/2022).
Menurutnya, Dinkes Banyuwangi telah melakukan upaya preventif dalam pengendalian DBD ini. Melalui program Gertak PSN (Gerakan Serentak Pemberantasan Sarang Nyamuk).
"Upaya pencegahan DBD ini, Dinas Kesehatan melalui Puskesmas jajaran mengedepankan pencegahan dan pengendalian dengan melakukan Gertak PSN," jelas Yunus.
Dinkes berharap warga tidak hanya mengandalkan fogging sebagai langkah untuk memberantas DBD. Masyarakat harus membiasakan hidup sehat dengan menjaga kebersihan lingkungan.
"Selama ini terjadi stigmatisasi, ketika ada warga positif demam berdarah langsung meminta adanya foggingisasi. Perlu diketahui fogging itu yang disemprotkan adalah insektisida, masa efektifnya sesaat," kata Yunus.
Oleh karenanya, Dinkes Banyuwangi meminta agar masyarakat lebih melakukan upaya pencegahan dengan langkah tiga M, yakni menguras, menutup, dan mengubur barang yang dimungkinkan menjadi sarang nyamuk.
Simak Video "Kasus DBD di Tasikmalaya Meningkat, Data Kematian Bertambah"
[Gambas:Video 20detik]
(fat/fat)