Sebuah kampung di Surabaya berada di tengah Jalan Ahmad Yani arah Wonokromo dan arah Bundaran Waru. Total ada 62 KK di kampung tersebut.
"Untuk penduduk asli atau KK asli, ya warga yang punya rumah, atau juga belum sempat pindah ada sekitar 50 kartu keluarga (KK) ya," kata Suliono, Ketua RT 01 RW 03 Jemur Gayungan kepada detikJatim, Jumat (4/3/2022).
![]() |
Suliono menyebut, itu belum termasuk warga yang indekos/kontrak di kampung tersebut. "Lalu ada juga 12 kartu keluarga musiman misal kayak yang ngekos, ngontrak ya. Total semua 62 KK," imbuhnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kampung yang dimaksud yakni Kampung Jemur Gayungan RT O1 RW 03. Kampung ini tepat di sebelah utara Taman Pelangi.
![]() |
Awalnya, kampung tersebut menyambung dengan permukiman yang berada di sisi barat Jalan Ahmad Yani. Namun setelah ada pembangunan jalan arah Wonokromo, sejumlah rumah jadi terpisah, dan kini menjadi Kampung Jemur Gayungan RT O1 RW 03.
"Sebelum tahun 1974, jadi jalan dari Wonokromo ke Waru hanya satu akses di sebelah timur (Hanya ada satu jalur Jalan Ahmad Yani). Setelah tahun 1974, pemerintah mengadakan jalan sebelah barat ini, untuk arus dari Sidoarjo atau luar kota masuk ke Surabaya (arah Wonokromo). Kebetulan saat itu terminal masih Joyoboyo. Jadi begitu awalnya," kata Suliono, Ketua RT 01 RW 03 Jemur Gayungan kepada detikJatim, Jumat (4/3/2022).
![]() |
Suliono mengatakan, sejak tahun 1974, sejumlah rumah tersebut berada di tengah Jalan Ahmad Yani arah Wonokromo dan arah Bundaran Waru.
"Akhirnya terpisah. Dulu itu Jemur Gayungan I nyambung panjang sampai gang di seberang itu. Tapi sejak dibangun jalan, ya akhirnya terpisah oleh jalan raya," katanya.
(sun/sun)