Empat Kabupaten di Jatim Zona Merah Stunting

Empat Kabupaten di Jatim Zona Merah Stunting

Esti Widiyana - detikJatim
Rabu, 02 Mar 2022 14:45 WIB
Ditengah percepatan pembangunan infrastruktur, Indonesia justru masih bergelut dengan stunting. Angka terbesar stunting berada di Nusa Tenggara Timur, beginiΒ potretnya.
Ilustrasi. Indonesia masih melawan stunting. (Foto: Rifkianto Nugroho/detik.com)
Surabaya -

Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) RI, dr Hasto Wardoyo SpOG (K) menyebutkan, ada 4 kabupaten di Jatim yang masuk zona merah stunting. Suatu daerah masuk zona merah bila angka stunting setempat di atas 30%.

"Bangkalan 38,9%, Pamekasan 38,7%, Bondowoso 37,0%, dan Lumajang 30,1%. Kalau saya lihat variabel yang ada, rata-rata (disebabkan oleh) lingkungannya," kata Hasto kepada wartawan dalam kegiatan Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Stunting Indonesia (RAN PASTI), di Vasa Hotel, Rabu (2/3/2022).

Hasto mengatakan salah satu faktor tingginya angka stunting di sejumlah daerah di Jatim itu karena jamban yang tidak layak. Kemudian kurangnya air bersih di daerah juga menjadi salah satu faktor.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bangkalan tidak memiliki jamban layak 33,7%, pamekasan 30,9%, Bondowoso 51,6%. Sebaran yang tinggi memiliki ciri lingkungan yang rendah. Air bersih di Lumajang 18% belum tercukupi dengan baik. Meskipun ada daerah yang air bersihnya kurang seperti Pacitan karena banyak pegunungan itu 27,9%, tapi stuntingnya rendah. 22,7%," katanya.

Menurut Hasto, sebaran tingginya angka stunting diwarnai dipengaruhi lingkungan, sosial, dan ekonomi. Namun, beberapa daerah juga berhasil menekan angka stunting dengan berbagai inovasinya.

ADVERTISEMENT

"Keterangan dari Ngawi, Batu, Trenggalek, inovasinya bagus dan (mampu) mengatasi masalah. Artinya inovasi dan terobosan itu penting," ujarnya.

Saat ini, total angka stunting di Jawa Timur sebanyak 23%. Sedangkan angka stunting nasional sebesar 24,4%. Dia menargetkan, pada 2024 mendatang angka stunting secara nasional turun setidaknya sampai di angka 13,50%.

Selain daerah zona merah stunting, ada sebanyak 18 kabupaten dan kota yang berstatus zona kuning stunting dengan prevalensi 20%-30% di Jawa Timur. Di antaranya Sumenep, Kota Surabaya, Kabupaten Malang, Kota Malang, serta Nganjuk.

Kemudian, data BKKBN RI juga menyebutkan ada sebanyak 15 kabupaten dan kota terkategori zona hijau dengan prevalensi stunting 10%-20% di Jatim. Di antaranya Ponorogo, Kabupaten Probolinggo, Trenggalek, dan Kota Batu.

"Hanya ada satu daerah berstatus biru di Jatim. Yakni Kota Mojokerto dengan prevalensi di bawah 10%. Tepatnya 6,9%," katanya.




(dpe/iwd)


Hide Ads