Polisi menegaskan pembubaran ritual yang dilakukan sekelompok orang di pantai Watu Ulo Jember adalah demi keselamatan. Sebab ombak di pantai selatan tersebut sulit diprediksi.
"Karena ombak di Pantai Selatan ini sulit diprediksi. Tiba-tiba ombaknya datang dan besar," terang Kapolsek Ambulu AKP M Ma'ruf, Minggu (27/2/2022).
Menurut Ma'ruf, usai dibubarkan, para pelaku ritual yang berasal dari Nganjuk ini kemudian diberi pemahaman. Setelah itu mereka diperbolehkan pulang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Atas kejadian ritual ini lagi, tambah Ma'ruf, pihaknya akan menggencarkan patroli di kawasan pantai pesisir Ambulu. Pesisir Ambulu sendiri mempunyai sejumlah pantai di antaranya Payangan yang kejadian ritualnya menewaskan 11 orang serta Pantai Watu Ulo.
Pihaknya juga telah melakukan sosialisasi kepada warga setempat. Jika melihat atau menemukan ritual yang sama agar segera melaporkannya.
"Kita juga meminta kepada masyarakat sekitar pantai agar segera melapor ke kita jika melihat ada orang maupun kelompok yang melakukan ritual di Pantai itu," pungkas Ma'ruf.
Sekelompok orang melakukan ritual di pantai Watu Ulo di Desa Sumberejo, Kecamatan Ambulu, Jember kembali terjadi. Aksi itu sempat terekam dan beredar viral.
Dalam video berdurasi 30 detik itu, tampak belasan orang berendam di bibir pantai. Tampak sesekali tangan mereka menengadah ke atas langit.
"Polahe wong-wong onok meneh. Polahe wong-wong. Gek dolek opo jare. Wis polahe wong-wong angel-angel (Ada lagi tingkahnya orang-orang. Tingkahnya orang-orang. Cari apa katanya. Tingkahnya orang-orang, susah-susah," demikian suara dari dalam video yang dilihat detikJatim, Minggu (27/2/2022).
Sebelumnya, 23 orang tergulung ombak saat melakukan ritual di pantai Payangan, Desa Sumberejo, Kecamatan Ambulu, Jember. Peristiwa pada Minggu (12/2) itu mengakibatkan 11 orang tewas.
(abq/fat)