Hujan es terjadi di Surabaya pada Senin (21/2/2022) mengagetkan warga. Apalagi peristiwa hujan es di Surabaya ada di 26 titik. Hujan es yang berjatuhan bervariasi. Ada yang sebesar kelereng hingga dua jari orang dewasa.
Besarnya ukuran es batu yang berjatuhan, warga menviralkan bahwa es batu-es batu tersebut dibuat untuk campuran teh. Dari unggahan media sosial, terlihat ada orang yang menggunakan es-es dari hujan itu untuk campuran minuman.
Penampakan itu terlihat di unggahan Instagram @aslisuroboyo. Postingan itu memperlihatkan seorang pria yang yang mengambil balok es di trotoar, lalu memasukkan ke dalam gelas berisi teh. Dia dengan santainya langsung meminum es teh itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam captionnya tertulis: "Udan es seh, tapi yo gak ngene pisan. Duwe konco koyok ngene pisan?"
Postingan itu viral dan telah disukai lebih dari 52 ribu serta mendapat komentar lebih dari 2 ribu. Beberapa komentar terlihat menggelitik.
Misalnya @jharvvn yang menulis: "Dipasrah ae rek dadi es serut, kari nambahi marjan," tulisnya.
Ada juga @kak_jee menulis: "Inilah alasan mengapa salju tidak turun di Indonesia," katanya.
Serta @wisatagresik dengan tulisan candaannya: "Kumpulno rek mayan sesok gak atek kulakan es batu," ujar dia.
Beberapa pakar dan dokter beragam merespons soal aksi warga tersebut. Pakar Lingkungan asal Surabaya Dr Rizkiy Amaliyah Barakwan, misalnya.
Menurut dia, balok es yang berasal dari hujan es mengandung sejumlah zat kimia berbahaya jika langsung diminum. Yang berasal dari penguapan air permukaan, baik air laut, sungai, danau, dan lain-lain.
"Bisa jadi ada kontaminasi dari pembuangan limbah dan lain-lain. Itu banyak mengandung zat sulfur dioksida (SO2), karbon dioksida (CO2), karbon monoksida (CO)," tutur alumnus Teknik Lingkungan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) itu.
![]() |
Spesialis THT dr Rosydiah Rahmawati SpTHT-KL bahwa es balok dari hujan bisa dikonsumsi asal kondisinya bersih. Atau tidak langsung jatuh ke tanah. Menurutnya, jika balok hujan es dikonsumsi dalam wadah yang dibersih, maka tidak berpengaruh buruk pada kesehatan tenggorokan. Asalkan tidak tercampur bahan-bahan lain.
"Es yang turun saat hujan berasal dari awan cumulonimbus, air bersih. Kalo ditempatkan pada wadah yang bersih, silahkan saja dikonsumsi. Mestinya komposisinya sama seperti air hujan, cuma itu beku," kata dr Rosydiah.
Jika seseorang mengonsumsi hujan es yang kotor atau telah jatuh ke permukaan tanah, dampaknya juga dianggap tidak terlalu besar. Sebab, itu bergantung pada daya tahan tubuh tiap orang.
"Karena tenggorok merupakan saringan awal makan yang masuk ke tubuh. Saya kira tidak sampai hal yang berbahaya, asal tidak berbarengan dengan infeksi virus atau bakteri," jelas dia.
Sementara dr Achmad Chusnu Romdhoni SpTHT-KL (K) FICS menyarankan masyarakat tidak mengkonsumsi hujan es. Terlebih es yang sudah bersentuhan dengan tanah.
"Dampak yang muncul akan terjadi iritasi atau infeksi pada tenggorokan. Kemudian iritasi atau infeksi pada saluran pencernaan," ujarnya.
Sehingga, bagi masyarakat yang sudah terlanjur mengkonsumsi, sebaiknya dicek kondisi tubuhnya selama beberapa waktu ke depan. Hal tersebut dilakukan untuk mengantisipasi adanya keluhan yang terjadi.
(fat/fat)