Hujan deras disertai angin kencang menumbangkan 101 pohon di 73 titik Kota Surabaya, kemarin (21/2/2022). Pakar menyebut angin kencang ini bukan penyebab satu-satunya mengapa pohon tumbang.
Pakar Geologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Dr Amien Widodo meminta masyarakat tak mudah menyalahkan alam. Karena, ada sejumlah faktor yang menyebabkan pepohonan tumbang.
"Kejadian angin puting beliung yang berdampak pada pohon tumbang ini bukan yang pertama tapi sudah yang kesekian kalinya. Dampak angin puting beliung semakin besar dari tahun ke tahun, tapi tetap saja terjadi. Ini karena bencana yang diakibatkan oleh angin dianggap bencana dan tidak perlu dipikir lagi," kata Amien di Surabaya, Selasa (22/2/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Amien mengatakan angin akan selalu muncul di kawasan Indonesia, karena pada dasarnya, angin merupakan given atau sudah ditakdirkan ada.
"Pada kenyataanya kita bisa melihat dengan kasat mata bahwa saat angin puting beliung lewat, tidak semua pohon tumbang. Ini berarti bukan angin yang menyebabkan pohon itu tumbang tapi pohon yang tumbang tersebut bermasalah. Artinya kita masih bisa melakukan aksi mitigasi untuk mengurangi risiko pohon tumbang," paparnya.
Di kesempatan ini, Amien mengungkapkan pengamatannya. Dia menambahkan pohon bermasalah tersebut karena beberapa faktor, seperti pohon sudah tua, dan sudah tidak tumbuh lagi, keropos di bagian tengahnya hingga dimakan rayap dan batang-cabangnya mulai mengering.
"Bisa juga penanaman awal bukan bibit, tapi stek sehingga akar berkembang ke samping. Lalu pohon sudah miring dan mulai ada retakan di sekeliling pohon," ungkap Amien.
Amien menyebut ada sejumlah upaya mitigasi agar pepohonan tidak tumbang saat angin kencang lewat. Salah satunya rutin memeriksa setiap pepohonan yang ditanam di jalanan hingga yang dekat dengan pemukiman penduduk.
"Mengingat korban manusia sudah banyak, kerusakan dan kerugian juga banyak, maka jikalau sekiranya kondisi pohon sudah rawan roboh dan membahayakan masyarakat di sekitarnya, maka segera ditebang dan diganti yang baru. Jangan biarkan angin roboh tanpa arah dan membahayakan orang atau barang yang ada di bawahnya," pesan Amien.
Berikut SOP pemeriksaan pohon yang disusun Amien:
1. Kondisi batang pohon apakah masih sehat atau sudah menua, sudah tidak tumbuh lagi, sehingga berpotensi roboh dengan sendirinya
2. Batang pohon apa sudah keropos di bagian tengahnya, dimakan rayap dan batangnya mulai mengering, ini juga rawan roboh walau tanpa angin
3. Dedauannya terlalu lebar, bisa segera dipangkas
4. Kalau penanaman awal bukan bibit tapi stek, maka perlu pengawasan terhadap pertumbuhan akar, biasanya akar tumbuh ke samping dan merusak trotoar
5. Kondisi tanahnya yang sangat lembek, umumnya di daerah dekat pantai atau rawa
6. Air tanahnya dangkal dan airnya asin (kawasan pantai) sehingga akar tidak tumbuh ke bawah tapi ke samping
7. Diameter pohon >25 cm disarankan diganti yang baru sebab bila roboh bisa membunuh orang
8. Pohon sudah miring dan trotoar di sekitar pohon sudah retak dan atau terangkat.
Setelah diperiksa segera lakukan aksi antara lain:
1. Kalau masih baik bisa dipangkas saja
2. Kalau sekiranya kondisi pohon sudah keropos dan membahayakan masyarakat di sekitarnya maka segera ditebang dan diganti yang baru.
(hil/fat)