Problem peternak ayam layer tiap tahun kerap terjadi. Tiap tahun harga telur makin anjlok. Mereka yang tidak tahan dengan kondisi itu akhirnya berkeluh kesah melalui banner.
Banner itu dipasang peternak ayam di simpang lima Desa Kedawung Kecamatan Nglegok, Senin (14/2/2022) malam. Namun pada Selasa (15/2/2022) siang banner itu dicopot.
Banner berisi perbandingan kebijakan pemerintah era Soeharto dan Jokowi. Kebijakan mana yang mereka nilai lebih berpihak kepada rakyat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di sisi kiri banner, mereka memajang gambar mantan Presiden Soeharto dengan kebijakannya. Yakni "Saya izinkan membangun pabrik pakan dan pembibitan. Tapi tidak boleh membudidayakan peternakan sendiri. Agar kenapa? di pembesaran daging dan pemeliharaan ayam petelur untuk porsi rakyat".
Sementara di sisi kanan banner, tampak gambar indukan ayam betina mengerami telur-telurnya. Dengan tulisan: "Pak Jokowi kami pasrahkan usaha tercinta kami kepadamu. Kami sudah tidak sanggup lagi bersaing dengan Integrator (huruf besar dan ditebalkan).
Koordinator peternak rakyat Blitar, Yesi Yuni Astuti mengatakan, isi banner tersebut murni suara hati peternak ayam yang tidak mendapatkan solusi. Masalah yang sama, dari tahun ke tahun mereka hadapi bukan bertambah ringan. Namun bertambah berat dan berpotensi memusnahkan peternak rakyat.
"Isi bannner itu suara hati kami. Murni suara peternak rakyat. Tidak ada titipan apapun. Apalagi motif politik. Makanya...tatkala diberangus satu, akan tumbuh seribu," tandasnya saat dikonfirmasi, Jumat (18/2/2022).
(fat/fat)