Tingginya instensitas curah hujan di Tulungagung mengakibatkan ratusan hektare lahan pertanian terendam banjir. Luasan paling banyak terjadi di Kecamatan Kalidawir.
Koordinator POPT Dinas Pertanian Tulungagung Gatot Rahayu, mengatakan dari hasil pendataan yang dilakukan selama sepekan terakhir jumlah total lahan pertanian yang terendam mencapai 222,25 hektare. Rinciannya 219 hektare tanaman padi, 2,25 hektare tanaman bawah merah dan satu hektare tanaman melon.
"Kami terus melakukan pemantauan terhadap wilayah yang terdampak banjir tersebut," kata Gatot, Jumat (18/2/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Gatot, ratusan hektare lahan yang tergenang banjir terbesar di enam kecamatan, dengan wilayah terparah di Kecamatan Kalidawir.
"Lima kecamatan terdampak itu Kalidawir lima desa, Boyolangu empat desa, Ngunut dua desa, Sumbergempol dua desa, Tulungagung dan Gondang masing-masing satu desa," jelasnya.
Gatot menambahkan meskipun wilayah yang terendam cukup luas, namun kondisi tanaman saat ini masih dalam kondisi sehat dan bisa diselamatkan. Hal ini dipengaruhi oleh usia tanaman yang masih muda.
"Untuk padi itu usianya baru 15 sampai 45 hari, masih dalam masa pertumbuhan, belum berbulir. Sedangkan untuk melon juga masih muda dan oleh petaninya di sedot dengan pompa," imbuhnya.
Gatot melanjutkan dari pantauan di lapangan kondisi banjir saat ini mulai berangsur-angsur surut, sehingga diharapkan bisa mempercepat proses pemulihan tanaman.
"Selain itu genangan di tanaman padi itu tidak keruh, kalau keruh dan berlumpur ya pasti akan rusak," kata Gatot.
Pihaknya mengaku akan terus memantau kondisi pertanian di wilayah Tulungagung yang terdampak banjir. "Kami hanya bisa berharap instensitas curah hujan tidak terlalu tinggi," imbuhnya.
Bencana banjir yang menerjang kawasan pertanian di Tulungagung telah terjadi dua kali selama kurun waktu tiga bulan terakhir. Sebelumnya banjir menerjang pertanian palawija pada pertengahan November 2021, saat itu wilayah paling terdampak juga berada di Kecamatan Kalidawir.
(iwd/iwd)