Saat Pasutri di Ponorogo Nekat Bongkar Rumah Setelah Saling Cemburu

Surabaya -

Pasutri di Ponorogo, Nur Rohani dan Sunarti nekat membongkar rumah yang sudah mereka bangun. Sebab, mereka berniat bercerai setelah saling cemburu.

Rumah itu berada di Desa Karanglo Lor, Kecamatan Sukorejo. Pantauan detikjatim, di lokasi tampak beberapa pekerja yang mengangkut genting, kuda-kuda, daun jendela dan pintu.

Itu semua diangkut menggunakan truk ke Desa Ploso Jenar, Kecamatan Kauman, desa asal Sunarti. "Ini atas kesepakatan kedua belah pihak," tutur Kades Karanglo Lor, Samuri kepada wartawan, Rabu (16/2/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nur Rohani dan Sunarti sudah menikah 9 tahun. Mereka dikaruniai satu orang anak.

"Penyebabnya tidak ada pihak ketiga, cuman saling cemburu saja," imbuh Samuri.

Keduanya masih menjalani proses cerai di Kantor Pengadilan Agama Ponorogo. Mereka ingin bercerai karena sudah tidak adanya kecocokan.

"Masalah (selingkuh) itu tidak ada, hanya tidak cocok saja," pungkas Samuri.

Sunarti bekerja sebagai TKW di Taiwan. Sementara Nur Rohani bekerja serabutan di sekitar rumah.

Rumah ini baru selesai dibangun satu tahun yang lalu. Dan baru ditempati sekitar 8 bulan. Namun cekcok antara keduanya berujung pada pembongkaran rumah.

"Dibangun di atas tanah milik suami, istri bagian membeli material. Kalau tukang dan tenaga dari suami," tutur Samuri.

Samuri menambahkan, Pemdes sudah melakukan mediasi kepada kedua belah pihak. Ada 5 kali mediasi. Di Bulan November, Desember, Januari dan Februari (2 kali).

"Tapi hasil mediasi tidak ada titik temu, akhirnya dibongkar," terang Samuri.

Ayah Sunarti, Sukadi (53) menerangkan, aksi pembongkaran rumah dilakukan sang putri lantaran Nur Rohani telah menjatuhkan talak. Ia menduga sang menantu berselingkuh.

"Karena anak saya ditalak. Kelihatanya dia (Nur Rohani) punya lagi," tutur Sukadi kepada wartawan, Rabu (16/2/2022).

Sukadi menambahkan, karena merasa kecewa dan dikhianati, Sunarti yang bekerja di Taiwan selama 2,5 tahun itu meminta, rumah yang baru dibangun setahun lalu dengan biaya mencapai Rp 100 juta itu dibongkar.

"Anak saya yang minta untuk dibongkar. Karena yang bangun anak saya dan tanahnya ini punya dia," imbuh Sukadi.