Banyuwangi Dulu Katanya Hanya Tempat Numpang ke Toilet, Tapi Zaman Now...

Banyuwangi Dulu Katanya Hanya Tempat Numpang ke Toilet, Tapi Zaman Now...

Ardian Fanani - detikJatim
Minggu, 13 Feb 2022 20:39 WIB
Banyuwangi menjadi salah satu kabupaten terluas di Jawa Timur. Kabupaten ini menonjol dengan banyaknya destinasi wisata dan pelayanan publik yang ciamik.
Bupati Ipuk (memegang mic)/Foto: Tim detikjatim
Surabaya -

Banyuwangi menjadi salah satu kabupaten terluas di Jawa Timur. Kabupaten ini menonjol dengan banyaknya destinasi wisata dan pelayanan publik yang ciamik.

Kehadiran detikjatim diharapkan bisa semakin memperkenalkan Banyuwangi sebagai daerah inovatif. Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani Azwar Anas hadir dalam launching detikjatim di Hotel JW Marriot, Surabaya pada Minggu (13/2/2022).

Bupati Ipuk berterima kasih kepada detikcom yang telah membesarkan nama Banyuwangi, sebagai kabupaten kaya dengan inovasi dan destinasi wisata. "Terima kasih kepada detik yang telah berkontribusi membesarkan nama Banyuwangi," ujarnya kepada detikjatim.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Adanya detikjatim, kata Ipuk, semakin meyakinkan posisi Banyuwangi sebagai pusat inovasi di Jawa Timur dan Indonesia. Tak hanya itu, detikjatim juga diharapkan bisa lebih memperkenalkan destinasi wisata di Banyuwangi lebih dekat lagi.

"Kami berharap dengan adanya detikjatim akan berdampak lebih baik bagi Banyuwangi," harapnya.

ADVERTISEMENT

Ipuk bercerita, Banyuwangi dahulu hanyalah daerah yang terisolir yang tertutup deretan pegunungan Ijen. Jarak tempuh menuju Banyuwangi sangat lama, sehingga banyak pejabat maupun orang yang akan ke Banyuwangi enggan. Namun 10 tahun terakhir, Banyuwangi menjelma menjadi daerah jujugan bagi siapa pun. Tak hanya pejabat, tapi jutaan wisatawan pun datang ke Banyuwangi.

"Dahulu Banyuwangi hanyalah lokasi orang numpang untuk ke toilet sebelum berangkat ke Bali. Tapi sekarang berubah seiring pembangunan yang kita lakukan," ujarnya.

Banyuwangi mulai mengenalkan destinasi wisata. Jarak pun dipangkas dengan adanya Bandara Banyuwangi yang melayani penerbangan di beberapa kota besar seperti Surabaya dan Jakarta. Bandara Banyuwangi menjadi hub juga bagi kota di sekitar seperti Situbondo, Bondowoso, Jember maupun Bali Barat.

"Kita percantik destinasi wisata, seperti Pulau Merah hingga Kawah Ijen. Bahkan pengelola wisata, guide dan hotel pun kita berikan pelatihan bagaimana melayani wisatawan," tambahnya.

Sektor MICE pun digarap, seiring dengan meningkatnya wisatawan. Banyuwangi layak menjadi lokasi studi tiru karena berbagai inovasi yang terus dibangun. Salah satunya adalah mal pelayanan publik dan pasar pelayanan publik.

Saat ini MPP Banyuwangi sudah mengintegrasikan 233 layanan dari 24 instansi pemerintah. Di antaranya asistensi layanan perizinan berusaha berbasis risiko melalui sistem Online Single Submission (OSS), administrasi kependudukan, paspor, layanan Kementerian Agama, kepolisian, BPJS Kesehatan, BPJS Ketenagakerjaan, dan sebagainya. Wapres juga mengecek berbagai fasilitas pendukung bagi pengunjung agar nyaman selama mengakses layanan, seperti sudut baca, ruang laktasi, playground, dan musala.

Mal Pelayanan Publik ini akan dibuka setiap Senin hingga Sabtu setiap jam kerja. Dengan beragam tenaga SKPD yang disediakan, masyarakat bisa menikmati 3 services. Yaitu, quick services, self services dan long services.

"Banyak daerah yang datang ke Banyuwangi, ingin melihat bagaimana kita me-manage pelayanan publik lebih baik. Kami selalu terbuka bagi daerah yang mau belajar inovasi, dan kami pun juga belajar banyak tentang inovasi daerah lain yang mungkin kita bisa terapkan di Banyuwangi," tambahnya.

Tentunya, kata Ipuk, pihaknya berharap kehadiran detikjatim bisa menjadi solusi daerah dalam memberikan, menuangkan aspirasi dan mengabarkan pembangunan di Jawa Timur.

"Tentu kami harap detikjatim bisa menjadi saluran aspirasi masyarakat dalam turut membangun daerah. Dan menjadikan Jawa Timur semakin moncer," pungkasnya.




(sun/sun)


Hide Ads