Tolong! Seorang Balita di Surabaya Alami Kelainan Kelamin

Tolong! Seorang Balita di Surabaya Alami Kelainan Kelamin

Deny Prastyo Utomo - detikJatim
Kamis, 03 Feb 2022 11:18 WIB
Keluarga memprihatinkan di Surabaya dengan anak berkelamin ganda
Surahman dan keluarga di rumahnya yang sederhana (Foto: Deny Prastyo Utomo)
Surabaya -

Sebuah keluarga di Sukomanunggal, Surabaya hidup memprihatinkan. Mereka adalah suami-istri bersama dua anak yang tinggal di rumah berukuran 3x3 meter. Seorang anaknya mengalami kelainan kelamin yang butuh perawatan. Mereka sangat membutuhkan bantuan.

Keluarga itu tinggal di Jalan Tanjungsari Jaya Bhakti, Kelurahan Tanjungsari, Kecamatan Sukomanunggal, Surabaya. Sang kepala keluarga, Surahman (41) menceritakan kondisi keluarganya.

"Putri kedua saya, Laila Fitriyah usianya 1,5 tahun, mengalami kelainan kelamin," kata Surahman.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut dia, anak keduanya itu telah diperiksakan ke rumah sakit dan harus menjalani prosedur operasi. Namun, balita itu tak kunjung dioperasi karena berat badannya kurang. Sebab, saat ini berat badannya hanya sekitar 5,4 kilogram.

"Pernah nanya ke Dokter di RS Dr Soetomo, katanya nunggu anaknya sehat dan berat badannya naik dulu, baru dilakukan tindakan (operasi)," kata Surahman saat ditemui detikJatim di kediamannya Rabu (2/2/2022) malam.

ADVERTISEMENT

Surahman menjelaskan putri keduanya tersebut lahir secara normal di rumah sakit. Setelah mengetahui anakya ada kelainan kelamin , dia dirujuk ke RSUD Dr Soetomo saat itu.

"Langsung dites darah, ternyata kondisinya normal, jadi cuma nginep satu malam aja terus pulang," ungkap Surahman.

Namun, kondisi putrinya memburuk sebulan setelah lahir. Dia kerap mual-muntah, demam, dan tidak mau minum susu.

"Nah, itu baru dokter mengatakan kalau anak ini harus minum obat terus soal hormonnya ini kurang bekerja dengan baik (akibat kelainan kelamin). Jadi harus diperiksa semua," lanjut Surahman.

Dari hasil diagnosa dokter, putrinya mengalami Congenital Adrenal hyperplasia (CAH). Dia pun harus bolak-balik ke rumah sakit untuk memeriksakan kondisi sang putri. Padahal, Surahman adalah warga kurang mampu. Sebab, dia hanya bekerja sebagai kuli bangunan dan saat ini sedang menganggur.

"Sekarang lagi nggak kerja, (kerja) bangunan kadang ya kerja kalau ada, kalau nggak ada ya nggak kerja. Kalau bangunan sehari paling dapat seratus ribu," kata Surahman.




(hse/iwd)


Hide Ads