Operasi Pasar Minyak Goreng Rp 12.500 Diserbu Warga Kota Kediri

Operasi Pasar Minyak Goreng Rp 12.500 Diserbu Warga Kota Kediri

Andhika Dwi Saputra - detikJatim
Minggu, 30 Jan 2022 21:47 WIB
operasi pasar minyak goreng di kota kediri
Operasi pasar minyak goreng di Kota Kediri (Foto: Andhika Dwi Saputra)
Kota Kediri -

Pemprov Jatim menggelar operasi pasar minyak goreng murah di Kota Kediri. Ratusan warga mengantre sejak pagi.

Dengan harga Rp 12.500 per liternya, wajar jika warga mengantre sejak pagi. Karena di pasaran harga minyak goreng masih cukup tinggi sekitar Rp 40.000 ribu rupiah per 2 liter.

Operasi pasar yang digelar Pemprov Jatim ini bertempat di halaman Kantor UPT Bapenda eks Bakorwil Kediri. Warga cukup antusias menyambut program pemerintah yang menghadirkan minyak goreng harga Rp 12.500 per liternya ini kendati pembelian hanya dibatasi hanya 2 liter saja.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan Pemprov Jatim melakukan program untuk mengintervensi kenaikan harga minyak goreng di pasar. Beberapa waktu lalu memang diberlakukan satu harga untuk minyak goreng yakni Rp 14.000 di pasar modern. Namun di pasar tradisional masih diberi waktu untuk melakukan penyesuaian.

Terbaru, Menko Perekonomian akan memberikan harga eceran tertinggi (HET) minyak goreng per tanggal 1 Februari 2022. HET untuk minyak goreng curah ditetapkan dengan harga Rp 11.500 per liter, sedangkan kemasan sederhana Rp 13.500 ribu per liter, dan kemasan premium tetap Rp 14 ribu per liter.

ADVERTISEMENT

"Kita ingin cek langsung harga minyak di lapangan. Intervensi-intervensi yang bisa kita lakukan kita sinergikan sehingga daya beli masyarakat akan bisa mencapai titik kemampuan terbaik. Serta inflasi juga bisa dikendalikan. Format-format seperti ini semoga diikuti oleh elemen-elemen yang lain. Bagaimana kita bisa mengintervensi harga kenaikan minyak goreng ini," kata Khofifah, Minggu (30/1/2022).

Khusnatul penjual gorengan di Kota Kediri ini mengaku harga minyak goreng di pasaran masih cukup tinggi, hingga Rp 40.000. Sementara dengan harga Rp 14.000 di pasar ritel modern mereka harus berebut dengan masyarakat, tak jarang kehabisan.

Dua bulan terakhir Khusnatul harus gigit jari, karena mahalnya harga minyak goreng yang memaksa keuntungannya turun. Karena ia tak mungkin menaikkan harga jual yang akan membuatnya kehilangan pelanggan.

"Kalau di luar sana masih ada yang tinggi harganya sampai Rp 40.000, dan kalau di pasar modern memang Rp 14.000 tapi berebut dan sering habis. Makanya saya sebagai penjual gorengan mempengaruhi keuntungan jualan," jelas Khusnatul.




(iwd/iwd)


Hide Ads