Kasus COVID-19 di Kota Malang tertinggi di Jawa Timur. Gencarnya testing dan tracing disebut sebagai pemicu tingginya angka kasus COVID-19.
Berdasarkan data Satgas COVID-19 Pemprov Jawa Timur per 28 Januari 2022, kasus aktif di Kota Malang mencapai 205 kasus.
Bila dibandingkan satu hari sebelumnya jumlah kasus aktif sebanyak 169 kasus. Kenaikan angka kasus aktif di Kota Malang sudah terjadi sejak 20 Januari 2022 lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menanggapi tinggi kasus COVID-19, Wali Kota Malang Sutiaji mengatakan memang terjadi kenaikan kasus sejak sepekan terakhir. Hal itu disebabkan penguatan testing dan tracing setelah adanya transmisi perjalanan dari luar daerah dengan kasus COVID-19 tinggi.
"Pertama karena kita lakukan penguatan testing, dari testing muncul kasus baru. Kedua tracing otomatis, diperbanyak lalu muncul kasus baru," ujar Sutiaji kepada wartawan, Sabtu (29/1/2022).
"Rata-rata dari transmisi perjalanan ke luar daerah, pulang terpapar COVID. Banyak yang tidak bermasker juga," sambungnya.
Sutiaji menegaskan, jangan merisaukan soal penambahan kasus COVID-19 belakangan ini. Hal terpenting yang perlu dilakukan adalah tetap disiplin protokol kesehatan.
"Saya tekankan pada masyarakat, Lurah, RT dan RW, gak usah cemas atau pusing. Meski banyak kasus yang penting protokol kesehatan harus dijaga ketat. Begitu soal treatment yang harus dilakukan," tegasnya.
Disisi lain, Pemerintah Kota Malang telah melakukan segala upaya menekan laju kasus COVID-19.Diantaranya gencar melakukan razia protokol kesehatan dan tes swab acak bersama TNI-Polri setiap harinya serta melakukan pengalihan arus lalu lintas dan penutupan dua ruas jalan besar di malam hari.
Sementara dari jumlah kasus COVID-19 yang tinggi, mayoritas merupakan orang tanpa gejala atau OTG dan menjalani isolasi mandiri.
Masyarakat juga diminta tidak mengabaikan dalam menerapkan protokol kesehatan dan melaporkan setiap perjalanan maupun kedatangan dari luar daerah, ke petugas di wilayah tinggal.
"Pasien rata-rata memang OTG, dilokalisir treatment pengawasan puskesmas atau FKTP di masing-masing wilayah dikuatkan, sambil penguatan di PPKM mikro. Juga harus ada keterbukaan masyarakat, karena yang banyak kasus, dia tidak pernah menyampaikan dia terpapar. Banyak yang OTG, lebih dari 98 persen," tandas Sutiaji.
(fat/fat)