Sekolah Kembali Terendam Banjir, Siswa SMP di Lamongan Belajar Daring

Sekolah Kembali Terendam Banjir, Siswa SMP di Lamongan Belajar Daring

Eko Sudjarwo - detikJatim
Kamis, 20 Jan 2022 16:18 WIB
Suasana sekolah yang kebanjiran
Banjir di Lamongan (Foto: Eko Sudjarwo/detikcom)
Lamongan -

Siswa SMPN 2 Pucuk, Lamongan kembali mengikuti pembelajaran secara daring. Sebab, sekolah mereka diterjang banjir sejak, Rabu (19/1/2022).

Banjir merendam gedung sekolah di Desa Kesambi, Kecamatan Pucuk. Banjir terjadi setelah guyuran hujan deras yang melanda kawasan Lamongan beberapa hari terakhir.

"Iya mas, banjir sejak Rabu kemarin," kata Kepala Dinas Pendidikan Lamongan Munif Syarif saat dikonfirmasi detikJatim, Kamis (20/1/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pantauan detikJatim hingga Kamis (20/1/2022), genangan air masih setinggi lutut orang dewasa. Maka, untuk sementara proses pembelajaran di sekolah ini dilangsungkan secara daring. Menurut Munif, hal ini dilakukan demi keamanan dan kenyamanan belajar. Rencananya, pembelajaran secara daring dilakukan hingga banjir surut.

"Untuk sementara daring semua kelas. Kita juga sudah berkomunikasi dengan Camat Pucuk agar banjir bisa segera teratasi," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Hujan dengan intensitas tinggi tidak hanya membuat wilayah Bengawan Njero tergenang. Selain Kecamatan Pucuk, wilayah Kecamatan Sukodadi, tepatnya di jalan Airlangga Sukodadi yang berada di pertigaan Jalan Raya Sugio - Banjarejo - pertigaan Sukodadi juga tergenang air dengan ketinggian rata-rata mencapai 50 cm hingga 60 cm.

Pengguna jalan yang melintas di Jalan Airlangga pun terganggu karena tingginya genangan. Selain itu, puluhan siswa SMK PGRI Sukodadi yang melintas hendak ke sekolah juga harus berjibaku menembus banjir.

"Hujan selama dua hari ini membuat kondisi seperti ini (banjir)," kata Fendi, warga Sukodadi.

Warga menilai, banjir di Jalan Airlangga ini lantaran saluran air yang ada di hilir terjadi sedimentasi. Banjir di Lamongan kali ini terhitung cukup parah dan genangannya bertahan cukup lebih lama. Warga berharap, pemerintah daerah tanggap dengan kondisi ini, karena tidak hanya persolan jalan yang perlu diperbaiki, tapi saluran air juga harus dikembalikan.

"Tidak pernah dinormalisasi, tapi sebaliknya saluran itu banyak yang tersumbat," pungkasnya.




(hil/fat)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads