Pasien HIV-AIDS di Kota Pahlawan menempati peringkat pertama di Jawa Timur. Tercatat lebih dari 300 pengidap HIV-AIDS di Kota Surabaya selama 2021.
"HIV AIDS di Surabaya saat ini tertinggi se-jawa Timur. Penemuan HIV ini ada 323 tahun 2021, memang angka besar," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya Nanik Sukristina kepada wartawan di Kantor Dinkes Surabaya, Rabu (19/1/2022).
Nanik menyebut, usia yang paling banyak terpapar adalah usia produktif antara 25 hingga 44 tahun. Rinciannya berjenis kelamin laki-laki 73 persen dan perempuan 27 persen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Usia terbanyak 25-44 tahun. Jenis kelamin banyak laki-laki sekitar 73 persen, wanita 27 persen. Paling banyak di Kecamatan Sawahan dan Tambaksari. Sawahan paling tinggi," ujarnya.
Menurut Nanik, dari data Dinkes, pengidap HIV terbanyak adalah karyawan. Kemudian disusul ibu rumah tangga yang biasanya terpapar dari suaminya.
"Edukasi itu penting. Mencegah lebih penting dari pada sakit. Kalau kena, yang terancam bukan hanya diri sendiri, tapi keluarga, istri dan anak berisiko," jelasnya.
Menurutnya presentase karyawan yang terkena HIV sebanyak 46,2 persen. Sedangkan ibu rumah tangga sebanyak 18,9 persen.
"Wiraswasta urutan ketiga, ada 14,6%. Homoseksual 46%, heteroseksual 49%, biseksual 2,3%. Paling tinggi sekali usia 25-29, kedua 30-34," katanya.
Meskipun menempati peringkat pertama di Jatim, Nanik menyebut angka pengidap HIV di Surabaya selama 2021 mengalmi penurunan. Ia menyebut kasus dengan angka tertinggi terjadi pada tahun 2018 dengan 900 kasus.
"Paling tinggi justru tahun 2018 ada 900 kasus. Karena banyak warga luar Surabaya yang beobatnya ke Surabaya, sehingga tercatatnya di Surabaya, warha luar kota hang terdata 40%. Sebenarnya turun trendnya. Penurunan kasus signifikan mulai 2018 sampai 2021," pungkasnya.
(abq/fat)