"Keberadaan rentenir terbukti sangat menjerat ekonomi masyarakat, khususnya pelaku usaha ultra mikro dan mikro. Saya berharap zakat produktif ini bisa mengurai permasalahan modal para pelaku usaha ultra mikro, sehingga tidak terjebak utang ke rentenir," ujar Khofifah di Kantor Bakorwil Pamekasan, Selasa (18/1/2022).
Khofifah menyempatkan berdialog dengan warga. Gubernur perempuan pertama di Jatim ini bertanya ke pelaku usaha, apa ada dari bapak atau ibu yang di sini entah berjualan gorengan, pentol, rujak, dan lainnya seringkali terpaksa akhirnya pinjam ke rentenir?.
Sontak, puluhan pedagang menjawab kompak pertanyaan Khofifah. "Banyak Bu Gubernur, apalagi kalau kepepet," timpal pedagang.
Khofifah kemudian menyampaikan, Pemprov Jatim akan terus menyalurkan zakat produktif kepada pelaku usaha ultra mikro. Tidak hanya di Pamekasan, nantinya juga akan rutin digelar di 37 kabupaten/kota lainnya di Jatim.
Khofifah menyebut, memutus mata rantai rentenir bukan perkara mudah. Pasalnya para rentenir memberi kemudahan akses peminjaman namun dengan bunga yang tinggi. Maka dari itu, zakat produktif ini digelontorkan selaras sebagai bantalan ekonomi bagi para pelaku usaha ultra mikro.
"Kita harap ada bantalan ekonomi yang bisa memberi penguatan, sehingga yang hampir dan rentan miskin, tidak jatuh miskin. Bagi yang hampir miskin, diharapkan tidak jatuh miskin. Jadi inisiasi zakat produktif Baznas ini menjadi bagian upaya memutus mata rantai ketergantungan pelaku usaha ultra mikro dari jerat rentenir," jelas Khofifah.
Khofifah menegaskan, Pemprov Jatim juga terus berkomitmen memperkuat peran perempuan di sektor ekonomi. Salah satunya dengan memberikan zakat produktif bagi perempuan pelaku usaha mikro atau ultra mikro di Jatim. Untuk itu, di tiap kunjungan daerah pihaknya menyampaikan mandat dari para Muzaki berupa zakat produktif.
"Semula yang kita bagi memang Rp 1 juta per orang pelaku usaha ultra mikro. Tetapi ternyata di berbagai daerah yang membutuhkan banyak, sehingga akhirnya kami memutuskan bahwa nominalnya Rp 500 ribu. Selain menerima zakat produktif mereka juga menerima paket sembako," katanya.
"Format positif semacam ini kami harapkan bisa meningkatkan taraf kesejahteraan dari partisipasi zakat, infak dan shodaqah masyarakat melalui Baznas," terangnya.
Di akhir, Khofifah berpesan agar masyarakat yang bergerak di pelaku usaha ultra mikro tidak lagi pinjam ke rentenir. Karena Baznas memiliki banyak program di antaranya Satu Keluarga Satu Sarjana.
"Jadi kami sangat berharap, bagi yang berjualan pentol, gorengan, snack, nasi campur ataupun usaha lainnya jangan lagi pinjam ke rentenir," pesannya.
Di kesempatan yang sama, Wakil Ketua Baznas Jatim Dr KH Khusnul Khuluq mengatakan, kegiatan ini diyakini sebagai ladang ibadah yang nantinya akan menjadi bekal di akhirat kelak nanti.
Tak hanya itu, Baznas Jatim bangga atas prestasi dari Ibu Gubernur yang aktif menggerakkan para muzaki untuk memberikan zakatnya sehingga Baznas Pusat memberikan anugerah sebagai Tokoh Penggerak Zakat.
"Dengan semangat arahan dan aturan dari Ibu Gubernur, Baznas Jatim terus memperkuat program bersama Pemprov Jatim, di antaranya satu keluarga satu sarjana hingga program lain di daerah dengan kemiskinan ekstrem," tutupnya.
Turut hadir pada acara ini, antara lain Pj Sekdaprov Jatim Wahid Wahyudi serta jajaran OPD di lingkup Pemprov Jatim.
(sun/sun)