Sepinya penumpang menyebabkan penghasilan sopir angkot Kota Pasuruan anjlok sampai titik sangat rendah. Mereka terpaksa tak bayar setoran hingga pulang tak membawa uang.
Penghasilan kotor sopir rata-rata Rp 60 ribu sampai Rp 100 ribu sehari. Uang sejumlah itu didapatkan dalam 4-5 kali pulang-pergi (PP).
"Saya pernah mendapatkan Rp 60 ribu sehari, itu lima kali PP. Itu hanya cukup menutupi biaya operasional saja. BBM sekali PP habis satu sampai dua liter," kata Ketua Primer Koperasi Angkutan Darat (Prikopangda) Pasuruan, Mashudi, kepada detikcom Sabtu (15/1/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam kondisi demikian, sisa penghasilan bersih hanya Rp 20 ribu. Uang itu dibagi dua dengan pemilik mobil. Kadang, pemilik angkot tak meminta bagian karena tak sampai hati.
Humas Prikopangda Pasuruan, Suwandi membenarkan pengakuan Mashudi. Ia mengaku sering ngutang setoran agar tetap membawa uang saat pulang.
![]() |
"Rata-rata sekarang pendapatan kotor Rp 100 ribu sehari. Kadang pemilik mobil nggak saya kasih, ngutang dulu. Tapi saat ada rejeki lebih seperti ada carteran, saya bayar," ungkap Wandi.
Wandi mengatakan, dulu saat angkot sedang ramai-ramainya, pemilik mobil mematok setoran Rp 60 ribu. Saat ini, uang setoran bisa disebut seikhlasnya.
"Kalau kesepakatannya sekarang setoran Rp 45 ribu. Tapi kalau nggak ada ya gimana lagi. Untung mereka memaklumi," terangnya.
Dengan kondisi demikian, ayah satu anak ini, ia mengaku pasrah dan berharap kondisi membaik. "Sudah tahun-tahunan di angkot. Mau kerja lain apa? Pabrik juga nggak bisa karena umur," pungkas pria 46 tahun ini.
(iwd/iwd)