Massa Geruduk KPU Pekalongan Buntut Ricuh Saat Pendaftaran-Debat Pilkada

Pilkada Jawa Tengah

Kenali Kandidat

Massa Geruduk KPU Pekalongan Buntut Ricuh Saat Pendaftaran-Debat Pilkada

Robby Bernardi - detikJateng
Senin, 11 Nov 2024 17:17 WIB
Massa melakukan demo di depan Kantor KPU Pekalongan, Senin (11/11/2024).
Massa melakukan demo di depan Kantor KPU Pekalongan, Senin (11/11/2024). Foto: Robby Bernardi/detikJateng
Pekalongan -

Massa mendatangi Kantor KPU Kabupaten Pekalongan di Jalan Raya Mandurorejo, Kajen, siang ini. Massa menilai KPU Kabupaten Pekalongan, telah gagal dalam bekerja buntut kericuhan yang mewarnai tahapan Pilkada.

Massa yang menamakan diri Aliansi Masyarakat Peduli Kabupaten Pekalongan itu menuntut agar komisioner KPU memberi pertanggungjawaban atas kegagalan tugas. Mereka juga menilai KPU Pekalongan tidak netral.

Sejumlah peristiwa yang menjadi sorotan ialah kericuhan saat pengambilan nomor urut paslon pada September lalu, tertangkap basahnya warga dengan menggunakan id card berlogo KPU untuk kepentingan paslon, dan debat paslon bupati di Semarang yang berujung ricuh dan pemukulan pada salah satu anak paslon.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Polres Pekalongan yang mengamankan jalannya demonstrasi menawarkan massa untuk melakukan audiensi dengan pihak KPU Kabupaten Pekalongan. Akhirnya, 10 perwakilan massa aksi diperkenankan menemui komisioner KPU Pekalongan.

Di hadapan komisioner KPU Pekalongan, tim hukum paslon 02, Imam Maliki, menyayangkan kinerja KPU yang dinilai punya rapor jelek. Dia juga menyoroti kericuhan dalam beberapa tahapan Pilkada Pekalongan.

ADVERTISEMENT

"Dari kita taat aturan, yang masuk 25 orang, selain itu tidak bisa masuk. Berbeda dengan sebelah yang bisa masuk lebih dari itu," kata Imam di Kantor KPU Pekalongan, Senin (11/11/2024).

"Seharusnya, adanya peristiwa saat pengambilan nomor urut yang ricuh, bisa dijadikan pelajaran. Kenapa bisa terjadi, padahal tahun sebelumnya dua masa pendukung tidak bisa saling berhadapan, satu sama lainnya. Ditambah adanya kasus Ambukembang (id card logo KPU palsu), yang digunakan orang untuk melakukan pendataan yang diakui pelaku untuk kepentingan paslon sebelah, seperti dibiarkan saja," kata Imam Maliki.

Menurutnya, KPU seakan membiarkan rentetan peristiwa itu berlalu begitu saja.

"Serentetan peristiwa terjadi seakan begitu saja lewat, tidak dijadikan bahan evaluasi sehingga akan terulang-terulang kembali. Soal logo, sekan ada pembiaran oleh KPU Kabupaten Pekalongan," ungkapnya.

Salah satu perwakilan massa yang lain Furqon Mahfud, menilai KPU Pekalongan telah gagal memetakan potensi kerawanan.

"KPU gagal melaksanakan tanggung jawab, menjaga potensi-potensi kerawanan. Kasus Abokembang yang terjadi 3 November, lamban antisipasi padahal, itu ada sebuah kerawanan, anda lambat bergerak," kata Furqon.

"Hari ini, masyarakat masih ngerem, tidak berbondong-bondong datang ke sini (KPU). Aksi akan dilakukan tiap hari," katanya.

Respons Ketua KPU Pekalongan

Sementara itu, Ketua KPU Kabupaten Pekalongan, Lailatul Izah, dalam kesempatan itu meminta maaf atas segala kekurangannya. Terkait logo, dia mengatakan pihaknya baru bisa merespons karena KPU tengah fokus menjalankan tahapan Pilkada.

"Logo yang dipakai oleh oknum yang memang notabenene bukan pegawai KPU ataupun badan adhoc. Kami sudah ke kepolisian untuk melaporkan hari ini karena kemarin kami konsen untuk tahapan lainnya," kata Lailatul Izah.

Dia pun menjamin KPU Kabupaten Pekalongan masih berjalan berdasarkan aturan perundangan yang ada dan netral. "Kami jelas bekerja sesuai dengan undang-undang dan aturan yang berlaku. Kami netral," ucapnya.

Lailatul Izah menambahkan terkait debat Pilbup di Semarang, ia mengaku telah berupaya mengantisipasi kericuhan dengan berkoordinasi dengan aparat keamanan, yakni Polres Pekalongan, Polda Jawa Tengah, dan TNI.

"Saya mohon maaf jika kemarin seperti itu. Kita sudah serahkan ke petugas keamanan. Ada 342 personel Polres dan Polda dan TNI , itu upaya maksimal yang bisa kami skenariokan," ucapnya.

Ricuh Saat Momen Debat Pilbup

Sebelumnya, debat pasangan calon bupati dan wakil bupati Pekalongan yang digelar di Hotel Patra Jasa Semarang Sabtu (9/11) malam diwarnai ricuh dan terjadi pemukulan di luar ruang acara. Kericuhan terjadi saat rombongan tim pasangan calon (paslon) 2, Riswadi-Mokhammad Amin, datang ke acara debat.

Di jalan menuju lokasi yang semestinya steril, sudah ada kerumunan massa pendukung paslon 1, Fadia Arafiq-Sukirman. Awalnya mereka beradu yelyel. Kemudian, ketegangan terjadi d mana terjadi saling dorong di antara kedua massa paslon, membuat anak Amin terkena pukulan.

"Kericuhan dan pemukulan pada wanita terjadi saat rombongan kita akan masuk ke acara. Setiap tim kan diberi undangan 25 orang untuk masuk acara. Saat akan masuk berjarak sekitar 20 meter, terjadi kericuhan itu. Pemukulan juga ke wanita," kata Tim Relawan Paslon 2 Riswadi-Amin, Saim, melalui sambungan telepon, Minggu (10/11).




(afn/ams)

Agenda Pilkada 2024

Peraturan KPU 2/2024 tentang Tahapan dan Jadwal Penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah Tahun 2024
2024
22 September 2024
Penetapan Pasangan Calon
25 September 2024- 23 November 2024
Pelaksanaan Kampanye
27 November 2024
Pelaksanaan Pemungutan Suara
27 November 2024 - 16 Desember 2024
Penghitungan Suara dan Rekapitulasi Hasil Perhitungan Suara

Hide Ads