Debat kedua Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Tengah (Jateng) diwarnai teriakan 'Mulyono'. Teriakan itu diserukan pendukung paslon Andika Perkasa-Hendrar Prihadi saat debat berlangsung.
Momen teriakan 'Mulyono' itu terdengar saat momen debat yang digelar di MAC Semarang, Kelurahan/Kecamatan Gayamsari, Semarang. Awalnya calon Gubernur nomor urut 02, Ahmad Luthfi, sempat memamerkan sepatu dan kemeja batik warna biru yang ia pakai.
Luthfi mengungkapkan baju batik miliknya itu merupakan hasil karya pelaku UMKM asal Salatiga dan sepatu miliknya dibuat pelaku UMKM asal Demak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini adalah salah satu bentuk kami Ngopeni UMKM. Ngopeni-Ngelakoni adalah komitmen untuk mewujudkan visi kami, Jawa Tengah Maju dan Berkelanjutan," kata Luthfi di MAC Semarang, Minggu (10/11/2024).
Pada pemaparan visi-misi itu, juga menyebut nama Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo, Presiden Indonesia ke-7 Joko Widodo, serta Presiden ke-8 Indonesia Prabowo Subianto. Ia mengatakan akan melanjutkan program-program mereka jika terpilih sebagai Gubernur Jateng 2024-2029.
"Kami akan melanjutkan prestasi bapak Bibit Waluyo, bapak Ganjar Pranowo, nguri-nguri warisan Bapak Joko Widodo dan Presiden Prabowo Subianto," terangnya.
Mendengar nama Jokowi dan Presiden Prabowo disebut, para pendukung paslon Andika-Hendi sontak gaduh. Mereka kompak berteriak 'Mulyono', saat Luthfi berbicara.
"Mulyono! Mulyono!" teriak beberapa pendukung paslon nomor urut 1 beberapa kali saat Luthfi memaparkan visi-misinya.
"Ra wani dhewe! (tidak berani sendiri)," sambung mereka setelah itu.
Usai kejadian tersebut, beberapa pendukung Andika-Hendi lainnya mencoba menghentikan teriakan para pendukung yang sempat berteriak. Alhasil mereka kembali diam, dan lanjut memberikan kesempatan, Luthfi untuk berbicara.
Namun, kegaduhan kembali berlanjut saat pendukung paslon 02 berdiri untuk memberikan dukungan usai segmen kedua. Mereka kembali ditegur panitia debat dan diingatkan untuk kembali kondusif.
Sementara itu, Ketua KPU Jateng, Handi Tri Ujiono, mengatakan adanya yel-yel dan dukungan masing-masing paslon saat debat itu merupakan hal yang wajar. Menurutnya, yang perlu menjadi sorotan yakni program serta visi-misi yang dibawa kedua paslon.
"Kita harus bisa menjadi lebih baik, secara strategis karena persoalan memang tadi agak terganggu karena yel-yel dan sebagainya itu wajar saja lah," kata Handi di lokasi.
"Tapi prinsipnya adalah bahwa metode debat ini lebih bisa menginspirasi apa yang menjadi visi-misi (paslon) dalam debat," lanjutnya.
Ia berharap, debat kali ini dapat menambah literasi dan pengetahuan masyarakat akan program dan visi-misi masing-masing paslon.
(ams/ahr)