Calon Wali Kota Semarang nomor urut 2, Yoyok Sukawi, menyambangi Kota Lama Semarang yang jadi destinasi wisata andalan Kota Semarang. Ia mengaku siap mengembangkan salah satu warisan dunia itu.
Yoyok mengunjungi sejumlah titik di Kota Lama, Kamis (24/10) lalu. Meski menurutnya penataan kawasan tersebut sudah baik, masih ada perbaikan dan pengelolaan yang diperlukan guna mendukung pengembangan kawasan ini.
Menurutnya, Pemkot Semarang telah maksimal dalam menata kawasan Kota Lama Semarang. Jika terpilih dalam Pilwalkot Semarang 2024 nantinya, ia mengaku siap menyempurnakan penataan Kota Lama.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Harus saya akui, pemerintah sudah sangat baik dalam proses penataan ini, sehingga Kota Lama Semarang menjadi salah satu destinasi wisata yang cukup ramai," kata Yoyok di Kota Lama, Kamis (24/10/2024).
"Saya juga mengapresiasi upaya para pemilik gedung, yang telah memanfaatkan gedung-gedung tua di Kota Lama Semarang dengan baik," sambungnya.
Yoyok mengatakan dirinya bersama Calon Wakil Wali Kota Semarang Joko Santoso, berkomitmen untuk mendukung dan mengembangkan Kawasan Kota Lama. Tak hanya untuk menarik lebih banyak wisatawan tapi juga untuk mengembalikan 'ruh' bangunan-bangunan cagar budaya tersebut.
Nantinya dalam pengembangan Kota Lama, paslon nomor urut dua itu akan melibatkan pemilik gedung, akademisi, pakar, hingga para pemerhati sejarah. Mengingat Kota Lama merupakan salah satu aset unggulan di Kota Semarang.
"Khususnya terkait potensi wisata sejarah. Tiap gedung di sini memiliki cerita dan sejarahnya sendiri, dan ini sangat penting untuk dieksplor," tegasnya.
Sementara, pemilik gedung Monod Diephius di kawasan Kota Lama Semarang, Agus S Winarto mengatakan, ia berharap Perda Kota Semarang Nomor 2 Tahun 2020 tentang Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Situs Kota Lama bisa dijalankan oleh para pemilik gedung. Sebab, para pemilik bangunan didorong ikut serta melakukan aktivitas sosial untuk masyarakat.
"Saya berharap para pemilik gedung dan bangunan di sini menjalankan amanat sesuai Perda tersebut. Dan tentu di sini peran Pemkot Semarang harus aktif dalam menegakkan dan melakukan pengawasan," harapnya.
"Jika setiap gedung memiliki kegiatan atau aktivitas sosial, minimal setahun sekali secara bergantian, Kota Lama ini akan semakin 'hidup'. Dan tentunya akan mengundang banyak wisatawan untuk datang," lanjut Agus.
Sebagai informasi, Kota Lama Semarang didirikan pada akhir abad ke-17 setelah perjanjian antara Kerajaan Mataram dan VOC. Destinasi andalan Semarang itu kini merupakan salah satu kota warisan dunia UNESCO.
Tata letak kawasan Kota Lama belum berubah, masih menganduk kekayaan arsitektur yang mencerminkan hubungan penting antara sejarah dan teknologi.
(prf/ega)