Polisi Datangi Lokasi Penyeberangan Berbayar yang Viral, Ini Temuannya

Polisi Datangi Lokasi Penyeberangan Berbayar yang Viral, Ini Temuannya

Muhammad Iqbal Al Fardi - detikJateng
Kamis, 13 Feb 2025 18:58 WIB
Penyeberangan di Petungkriyono, Pekalongan.
Penyeberangan di Petungkriyono, Pekalongan. (Foto: Dok Polsek Petungkriyono)
Solo -

Jasa penyeberangan sepeda motor menggunakan tali di atas Sungai Welo, Dukuh Tembelan, Petungkriyono, Pekalongan, dikabarkan mulai berbayar usai viral. Polisi pun mendatangi lokasi untuk mengecek kabar tersebut. Apa temuannya?

Kapolsek Petungkriyono, Iptu Eko Widiyanto, mendatangi lokasi jasa penyeberangan itu dan menemui relawan. Dia mengatakan tarif penyeberangan itu merupakan kesepakatan antara tim relawan dan masyarakat.

"Dari berita tersebut, kami telah menyikapi dengan mendatangi lokasi secara langsung. Kami meminta keterangan dari warga dan relawan, dan memang benar adanya tarif tersebut," kata Eko, Rabu (12/2/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tim relawan yang menyeberangkan ini merupakan masyarakat dari Dukuh Tembelan dan Dukuh Kayupuring," imbuhnya.

Setelah berdialog dengan warga, Eko mengimbau agar tidak ada penarikan tarif penyeberangan.

ADVERTISEMENT

"Alhamdulillah, setelah kami berdialog dengan relawan dan warga, mereka sepakat untuk tidak memasang tarif dan juga menarik biaya kepada warga masyarakat yang hendak menyeberang," terangnya.

Terpisah, Kepala Desa Kayupuring, Cahyono menerangkan mulanya relawan tidak menarik tarif untuk memindah barang atau motor menggunakan sling. Namun, saat ada kabar dipatok tarif, dia pun mengaku kaget.

"Bahwa awalnya, penyeberangan ini tidak dipungut biaya dan memang sangat membantu," tutur Cahyono.

Eko pun tegas menolak adanya tarif tersebut. Dia menyediakan alat untuk menyeberang.

"Kami menyatakan bubarkan untuk aktivitas teman-teman relawan, adanya pungli itu. Saat ini kami sediakan alat, monggo yang mau menyebrang," katanya.

Sebagai informasi, kabar adanya tarif penyeberangan tali di Pentungkriyono ini viral di media sosial. Salah satunya di akun Instagram @pekalonganinfo pada Rabu (12/2).

"Warga dan relawan yang sebelumnya memberikan fasilitas serta memasang tali sling gantung di Dukuh Tembelan, Petungkriyono, kini merasa kecewa.

Tujuan awal pemasangan tali gantung tersebut adalah agar masyarakat dapat memanfaatkannya untuk menyeberang atau mengangkut barang tanpa harus memutar melalui jalan lain yang memakan waktu 2 hingga 3 jam.

Seharusnya fasilitas penyebrangan tersebut dapat digunakan secara bebas oleh masyarakat umum, namun kini fasilitas tersebut justru dikomersialisasi. Untuk mengangkut barang atau kendaraan pulang-pergi, pengguna harus membayar sekitar Rp60.000, dengan tarif Rp30.000 sekali menyeberang, serta Rp5.000 per karung barang. Selain itu, beberapa warga lokal di Petungkriyono juga mengeluh karena tarif tersebut dianggap terlalu mahal," tulis akun tersebut seperti dilihat detikJateng, Rabu (12/2).

Diketahui, Jembatan Tambelan atau Jembatan Jimat II, yang berada di Desa Kayupuring, Kecamatan Petungkriyono, terputus, akibat luapan banjir Sungai Welo pada Senin sore (20/1). Akibat jembatan terputus, warga tidak bisa ke mana-mana.

Namun lima hari setelah itu, ada katrol gantung yang berfungsi untuk mengirimkan logistik, barang-barang bahkan termasuk yang viral ini. Awalnya warga pengguna jasa ini memberikan uang seikhlasnya kepada para relawan, sebelum akhirnya beredar jasa bertarif tinggi.




(ams/dil)


Hide Ads