Ada sajian kuliner yang menarik di Pasar Kranggan, Jogja, namanya Depot Makan Mugorame. Warung makan ini menjual tiga menu Asian food berupa kwetiau kuah, kwetiau kering, dan nasi lemak.
Untung dan Dian, sepasang suami istri pemilik Depot Makan Mugorame ini mengatakan warung makan miliknya yang berlokasi di kios lantai dua Pasar Kranggan ini sudah buka sejak bulan November 2021.
"Kalau warung ini sudah buka mulai November 2021, ya sudah satu tahun," kata Untung kepada detikJateng di warungnya pada Kamis (5/1/2023).
Dari sisi nama, mugo rame adalah bahasa Jawa yang berarti semoga ramai. Menurut Untung, nama tersebut dibuat oleh salah satu pemilik lainnya dari warung makan ini yang merupakan doa agar warung makannya ini selalu ramai pembeli.
"Ini sih yang kasih nama, pemilik satu lagi, kalau menurut dia, selain doa, tapi secara pengucapan mugorame, seolah jejepangan tapi sebenarnya bahasa Jawa," kata Untung.
Baca juga: Warung Sop Senerek Bu Atmo Magelang Terbakar |
Untung juga mengatakan banyak orang yang mengira bahwa produk kuliner warung makannya ini terinspirasi dari restoran yang menjual mi udon ala Jepang ternama Magurame Udon. Namun, ia mengaku produknya berbeda dengan restoran tersebut.
"Kalau itu emang banyak yang akhirnya bilang gitu, tapi kan secara brand identity beda, produknya juga beda," kata Untung.
Untung menjelaskan terdapat tiga menu yang ditawarkan di warung makannya ini, yaitu slurpy kwety berupa kwetiau kuah, sret kwety berupa kwetiau kering, dan samgong rice berupa nasi lemak yang disajikan dengan ayam katsu.
"Menunyabasicly ada tiga, karena kita pakaikwetiau beras. Kalau yangSlurpyKwety itukwetiau kuah, kalau ygSretkwety itu yang versi kering. Kalau yangSamgong Rice inibasicly seperti nasi lemak, mungkin kayak nasiuduk ya,trus lauknya ada sambal, kacang, teri, samapakainya ayamkatsu, kan kalau nasi lemak biasanya pake telur ceplok, nah ini iseng pakai, (ayam)katsu," kata Untung.
Untung menjelaskan produk olahan kwetiaunya itu menggunakan bumbu atau kaldu udang.
"Kalau yang Slurpy itu basicnya kami pakai kuah udang, terus ditambah pangsit rebus, sama sayuran, sama chili oil. Nah, kalo yang kering kita pakai minyak udang, jadi sama-sama basicly pake udang, terus bedanya lagi (Sret Kwety) itu pakai pasta wijen," kata Untung.
Selengkapnya baca di halaman berikutnya....
(apl/ahr)