Harga Open BO Jogja Dibilang Termahal, Ini Perbandingan dengan Kota Lain

Harga Open BO Jogja Dibilang Termahal, Ini Perbandingan dengan Kota Lain

Tim detikTravel - detikJateng
Minggu, 03 Sep 2023 16:34 WIB
Internet search bar with phrase prostitution
Harga Open BO Jogja Dibilang Termahal, Ini Perbandingan dengan Kota Lain. Ilustrasi. Foto: iStock
Solo -

Jogja disebut wilayah dengan harga open BO tertinggi di Indonesia. Hal ini berdasarkan survei yang digelar CNBC Indonesia Intelligence Unit.

Dikutip dari detikTravel, Minggu (3/9/2023), survei ini dilakukan untuk melihat fenomena prostitusi yang kini bergeser seiring berkembangnya teknologi.

Jika dulu para pekerja seks mangkal di pinggir jalan atau rumah bordil, kini beralih menggunakan media sosial.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Survei ini dilakukan di 59 akun Twitter penyedia jasa layanan seks dengan rataan follower 3.793 akun.

Hasil survei menunjukkan gambaran rata-rata tarif open BO per jam Rp 1.117.000 untuk short time atau maksimal satu jam, dan long time atau 24 jam sebesar Rp 13.541.000.

ADVERTISEMENT

Kota Jogja ternyata menjadi kota dengan tarif open BO tertinggi yakni Rp 1.375.000 untuk short time. Tarif itu bahkan lebih mahal dari Jakarta yakni Rp 1.047.000.

Perbandingan Tarif open BO Jogja dan Kota Lain

Short Time

  • Nasional Rp 1.117.000
  • Jogja Rp 1.375.000
  • Bandung Rp 1.218.000
  • Jakarta Rp 1.047.000
  • Surabaya Rp 966.000
  • Lampung Rp 950.000

Long Time

  • Nasional Rp 13.541.000
  • Jogja Rp 14.250.000
  • Bandung Rp 9.333.000
  • Jakarta Rp 8.845.000
  • Surabaya Rp 13.000.000
  • Lampung Rp 14.000.000

Selain itu CNBC juga mewawancarai seorang penyedia layanan seks via Twitter bernama Cha. Gadis muda ini mengaku memiliki pendapatan hingga Rp 50 juta per bulan dari open BO.

Cha mengatakan ada dua faktor pemicu yang mendorong mereka terjebak dalam industri esek-esek ini. Hal ini, kata Cha, berdasarkan pengalaman dirinya dan cerita teman-temannya.

Faktor pertama yakni karena tak punya cukup uang yang untuk memenuhi kebutuhan dasar sementara mencari pekerjaan sulit. Kemudian kedua karena terjebak dalam gaya hidup tinggi seperti staycation, liburan, perawatan, hingga biaya hiburan malam.

Sementara itu, kajian Sri Hartini Jatmikowati (2015) pada Mediterranean Journal of Social Sciences menemukan faktor lain yang membuat perempuan muda terjebak prostitusi. Di antaranya, kurangnya dialog dan keterbukaan dengan orang tua, pergaulan, kurang perhatian dari orang tua, depresi dan kehilangan harga diri.




(sip/ams)


Hide Ads