Dalam rekonstruksi tersebut, awalnya, para remaja itu berkumpul bersama di Jerakah. Kemudian para remaja yang terdiri dari Gamma dan teman-temannya itu menuju ke Simongan, area yang tak jauh dari lokasi penembakan di Jalan Candi Penataran.
"Total ada 6 lokasi kurang lebih ya, mulai dari Jerakah, Pusponjolo, di mana mereka berkumpul kembali untuk menambah kekuatan personel atau rekan untuk tawuran," kata Kabid Humas Polda Jateng Kombes Artanto kepada awak media di lokasi rekonstruksi di depan Alfamart Candi Penataran, Kelurahan Kalipancur, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang, Senin (30/12/2024).
Teman Gamma Pegang Sajam
Para pemuda dalam rekonstruksi itu menggunakan empat motor. Motor pertama dinaiki B, M, V yang membawa satu celurit. Dalam rekonstruksi itu mereka merupakan lawan dari kelompok Gamma.
Kemudian motor kedua yakni M, Gamma, dan D yang membawa corbek atau sajam panjang. Motor ketiga dinaiki N dan R, sementara motor terakhir dinaiki A dan S. Tampak di tas milik A terdapat sebuah sajam.
"Kemudian menuju ke lokasi perkelahian di Simongan, kemudian mereka bubar karena melihat salah satu lawan bawa celurit, kemudian ke pos linmas, di mana mereka mengambil alat tajam corbek maupun celurit untuk mengejar lawannya," tambahnya.
![]() |
Lokasi Penembakan di Jalan Candi Penataran
Rekonstruksi kemudian berpindah ke Jalan Candi Penataran tepatnya di depan Alfamart. Keempat motor itu tampak melaju melewati tersangka Aipda Robig. Tampak Robig hadir dalam rekonstruksi dengan motor Nmax birunya. Ia mengenakan baju tahanan berwarna biru.
Dalam rekonstruksi yang digelar, tampak motor pertama diperagakan tidak menyerempet motor milik Robig. Motor yang disebut tengah dikejar itu atau yang dinaiki B, M, V memasuki gang sehingga ketiga motor lainnya putar balik.
Tembakan Peringatan
Robig memperagakan adanya tembakan peringatan ke atas saat ia sudah turun dari motornya dan berdiri di tengah jalan. Namun, dalam CCTV yang tersebar tak ada tembakan peringatan, dan para saksi juga membantah.
"Tembakan peringatan wajar dilakukan anggota kepolisian. Yang dilakukan Aipda R ini tindakan berlebihan atau tidak perlu dilakukan, karena dia tidak dalam posisi terancam jiwanya," jelas Artanto.
Gamma Ditembak dari Jarak 3,3 Meter
Robig kemudian melakukan penembakan kepada pemuda itu dari jarak dekat. Penembakan itu terjadi saat ketiga motor kembali melintas usai putar balik.
Terdapat beberapa perdebatan soal jarak penembakan versi tersangka dan versi para saksi. Robig bersikukuh menembak dengan jarak 10 meter saat melepas tembakan peringatan. Namun saksi bersikukuh Robig melepas tembakan sejauh 8,3 meter.
Penembakan kedua kemudian dilepas kepada Gamma dengan jarak 3,3 meter yang mengenai Gamma. Tembakan ketiga ke motor selanjutnya yang berjarak 2,2 meter meleset, dan tembakan terakhir sejauh 2,1 meter mengenai A dan S.
Aipda Robig Jatuh Usai Lepas Tembakan
Robig awalnya yakin melepas tembakan terakhir sambil jatuh karena A dan S mengayunkan senjata, akan tetapi A yakin Robig tak menembak saat jatuh. Robig yang beberapa kali sempat meminta para saksi mengikuti kesaksiannya itu akhirnya mengakui ia melepas tembakan terlebih dahulu, baru kemudian jatuh.
Menurut Artanto, semua adegan sudah sesuai dengan Berita Acara Pemeriksaan (BAP). Tak ada yang ditutup-tutupi dalam adegan tersebut. Ia mewajarkan adanya perbedaan pendapat antara saksi dan tersangka.
"Sudah sesuai (BAP), saksi anak memberikan adegan tanpa sanggahan. Semua normal, menyebut posisi di mana, bawa apa, kendaraan apa, jadi tidak ada yang ditutupi," ujar Artanto.
"Tidak ada masalah, itu fakta di lapangan, disesuaikan antara BAP dan fakta di lapangan. (Terbukti saksi tidak menyerang Robig?) Aipda R memang melakukan excessive action, seharusnya tidak perlu menembak walaupun dikira begal," lanjutnya.
(afn/aku)