Nasional

Bharada E Minta Pacar Ganti Nomor HP Agar Tak Terlacak Orangnya Sambo

Tim detikX - detikJateng
Rabu, 17 Agu 2022 18:50 WIB
Bharada Richard Eliezer alias Bharada E. (Foto: Istimewa)
Solo -

Bharada Richard Eliezer alias Bharada E, salah satu tersangka pembunuhan Brigadir Yoshua alias Brigadir J, disebut dalam kondisi tertekan lantaran khawatir terjadi apa-apa pada dirinya dan keluarga jika dia menceritakan kisah yang sebenarnya. Mantan kuasa hukum Bharada E, Deolipa Yumara mengungkap Bharada E bahkan meminta semua anggota keluarga dan pacarnya mengganti nomor ponsel karena khawatir mereka terlacak orang-orang Ferdy Sambo.

Hal itu disampaikan Deolipa kepada reporter detikX di kediamannya di kawasan Depok, Jawa Barat, pekan lalu. Deolipa mengatakan pada hari Sabtu 6 Agustus 2022, dia mendampingi Bharada E yang dijadwalkan menjalani pemeriksaan ulang lantaran sehari sebelumnya, Bharada E menarik kesaksiannya dalam berita acara pemeriksaan (BAP).

Ini adalah pemeriksaan maraton ketiga untuk Richard setelah dia ditetapkan sebagai tersangka pembunuh Brigadir J sejak Rabu, 3 Agustus 2022. Richard disangkakan Pasal 338 juncto Pasal 55 dan Pasal 56 KUHP dengan hukuman maksimal 15 tahun penjara.

Penetapan tersangka inilah, tutur Deolipa, yang membuat Richard merasa harus menarik kesaksiannya di BAP. Richard tidak mau dihukum berat atas kejahatan yang tidak pernah ingin dia lakukan. Richard merasa bersalah terhadap Yoshua dan keluarganya.

Itulah mengapa Richard berjanji bakal menceritakan apa yang sebenarnya terjadi di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo kepada dua penyidik Timsus yang memeriksanya kala itu. Namun ia tidak sanggup menyampaikan kesaksian itu secara verbal. Bibirnya kelu, tubuhnya gemetar dan air matanya tidak berhenti menitik lantaran masih trauma.

Dia pun akhirnya meminta beberapa carik kertas kepada penyidik. Richard bilang, "Tidak usah ditanya, Pak, biar saya tulis sendiri."

Sejak pagi, lanjut Deolipa, Richard menulis kesaksiannya dalam beberapa carik kertas. Namun beberapa kali juga dia berhenti dan mengubah kesaksiannya. Deolipa bilang, waktu itu Richard masih terngiang skenario lama yang dibuat Ferdy Sambo. Dia menulis dalam tekanan dan rasa takut lantaran khawatir terjadi apa-apa pada dirinya dan keluarga jika dia menceritakan kisah yang sebenarnya.

Kekhawatiran Richard cukup beralasan. Sebab, keluarga Richard sempat diminta tinggal di rumah kontrakan yang disewakan oleh Ferdy Sambo. Permintaan itu diduga digunakan Sambo untuk mengawasi keluarga Richard. Beruntung, Richard dan keluarganya tidak mengiyakan permintaan itu. Dia dan keluarganya memilih rumah tinggal yang disiapkan oleh Dankor Brimob Irjen Anang Revandoko.

Sebagai antisipasi, Richard mengingatkan agar keluarganya tetap waspada. Dia meminta semua anggota keluarga dan pacarnya mengganti nomor ponsel. Dia khawatir mereka terlacak orang-orang Ferdy Sambo.

Ketakutan Richard itu pun terendus oleh Timsus. Itulah mengapa, pada hari yang sama, Timsus juga memanggil Ferdy Sambo ke Bareskrim Polri. Malamnya, Sambo bahkan langsung ditahan di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok. Langkah ini dilakukan guna memberikan jaminan keamanan kepada Richard.

Setelah cukup tenang, barulah Richard bisa dengan lancar menuliskan semua peristiwa yang dialaminya di rumah dinas Ferdy Sambo pada Jumat, 8 Juli 2022, sore itu. Dalam kesaksian yang ditulisnya, Richard menyebut Ferdy Sambo-lah yang menyuruhnya menembak Yoshua.

Pengakuan Bharada E jadi titik awal terbongkarnya kasus. Simak di halaman selanjutnya..



Simak Video "Video: 6 Orang Tewas di Magelang Diduga Tenggak Miras Oplosan"


(aku/aku)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork