Momen Meutya Hafid Naik Combi Padi Saat Panen di Sragen

Tara Wahyu NV - detikJateng
Rabu, 05 Nov 2025 15:36 WIB
Momen Menteri Komdigi Muetya Hafid naik combi di Sragen, Rabu (5/11/2025). Foto: Tara Wahyu NV/detikJateng.
Sragen -

Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, menaiki combi padi saat mengunjungi panen digital di Desa Jetak, Sidoharjo, Sragen. Momen itu terjadi usai Muetya dan Bupati Sragen Sigit Pamungkas meninjau hasil padi dengan smart precisio agriculture berbasis Internet of Things (IoT).

Dari pantauan detikJateng, Muetya bersama Bupati Sragen Sigit Pamugkas sempat turun ke sawah dan melihat hasil padi dari dekat. Selanjutnya, Muetya mengendarai combi padi bersama Bupati dan petani.

Meutya mengendarai combi di sawah dengan jarak sekira 20 meter. Sesekali ia masih diarahkan menggunakan mesin tersebut.

Meutya mengatakan Kementerian Komdigi menjamin konektivitas. Apabila konektivitas di wilayah tersebut tidak jalan, maka penggunaan IoT juga tidak bisa membantu kerja secara digital.

"Kalau teknologi masuk ke Indonesia tapi tidak mampu membantu para petani, maka teknologi itu tidak bermanfaat bagi kita. Teknologi harus bermanfaat bagi petani," kata Muetya di Desa Jetak, Sidoharjo, Sragen, Rabu (5/11/2025).



Dalam pengembangan ini, Muetya menyebut pemerintah bekerja sama dengan berbagai pihak, antara lain PT Habibie Digital Nusantara dan PT Mitra Sejahtera untuk pengembangan perangkat teknologi lokal.

"Kalau kita mau kedaulatan pangan, teknologinya juga harus berdaulat. Kalau bisa, startup-nya juga dari dalam negeri, bukan dari mancanegara," ujarnya.

Meutya menyebut dengan teknologi IoT, produktivitas pertanian meningkat, sementara penggunaan pupuk berkurang hingga 50 persen atau lebih. Tidak hanya itu, penerapan sistem cerdas ini juga menurunkan emisi karbon dan mengurangi pencemaran air akibat pemakaian pupuk berlebih.

"Dalam jangka panjang, ekosistem tanah pun lebih terjaga, penggunaan pupuk tadi penurunannya sampai 50% bahkan mungkin lebih. Ada hal yang mungkin juga penting bahwa penurunan emisi karbon dan polusi air dengan penggunaan pupuk berlebih juga menjadi turun yang juga penting mungkin tidak terasa langsung oleh petani tapi dalam jangka panjang akan terasa adalah ekosistem tanahnya juga menjadi terjaga," pungkasnya.

Meutya mengatakan dengan program panen tani digital melibatkan 16 kelompok tau pembudidaya padi atau jagung dan 16 kelompok tani pembudidaya melon dengan total 190 petani.

"Keberhasilan Sragen menjadi contoh bahwa digitalisasi bisa memperkuat ketahanan pangan dan ekonomi desa," pungkasnya.



Simak Video "Video: Kecelakaan Karambol di Tol Gayamsari Semarang, 8 Orang Terluka"

(apl/alg)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork