Respons Pemprov-Pemkab Usai 50 Ribu Liter Susu Sapi Boyolali Dibuang

Tim detikJateng - detikJateng
Senin, 11 Nov 2024 10:04 WIB
Kecewa Serapan Industri Berkurang, Pengepul Mandi dan Buang Susu Sapi. Foto: ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho
Solo -

Sebanyak 50 ribu liter susu sapi Boyolali dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA) Winong, Sabtu pekan lalu, karena tidak terserap industri. Aksi buang susu oleh para peternak, peloper, dan pengepul susu itu direspons Dinas Peternakan Provinsi Jawa Tengah dan Boyolali.

Plt Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Provinsi Jawa Tengah (Jateng), Ignasius Haryanta Nugraha mengatakan pihaknya sudah melaporkan kondisi yang dialami para peternak sapi perah di Boyolali ini ke pemerintah pusat.

"Tadi malam saya sudah melaporkan ini kepada Bapak Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian (Kementan) dan juga dengan beberapa Direktur yang ada di sana. Kami juga berkoordinasi dengan Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Boyolali, untuk menyikapi hal ini," kata Haryanta di Kantor Disnakan Boyolali, Sabtu (9/11/2024) lalu.

Sabtu lalu, Haryanta juga menemui massa aksi buang susu yang mengeluhkan soal berkurangnya penerimaan dari pihak industri. Saat itu Haryanta mengatakan Menteri Pertanian berencana menggelar rapat yang mengundang asosiasi Industri Pengolahan Susu dan Dinas terkait dari daerah sentra penghasil susu pada hari ini, Senin (11/11).

"Untuk mendapatkan konfirmasi secara langsung dari IPS (Industri Pengolahan Susu), mengapa terjadi pengurangan kuota-kuota dari para pengepul yang ada di Jawa Tengah maupun dari provinsi yang lain. Itu inti dari upaya penyelesaian permasalahan terhambatnya serapan susu di IPS. Untuk hasil berikutnya kami masih menunggu keputusan dari Bapak Menteri Pertanian besok hari Senin," ujarnya.

Disinggung soal isu susu impor, Haryanta mengatakan hal itu akan dikroscek dalam rapat koordinasi dengan Menteri Pertanian bersama Asosiasi IPS yang rencananya digelar hari ini.

"Nanti kami hari Senin akan melakukan kroscek terhadap perusahaan-perusahaan yang mengimpor bahan baku susu," jelasnya.

Haryanta menambahkan, kebijakan Presiden Prabowo Subianto bahwa dalam lima tahun ke depan, untuk program minum susu gratis, pemerintah berkomitmen tidak mengimpor susu. Sebagai gantinya, pemerintah akan mengimpor 1 juta ekor sapi.

"Dengan harapan memasukkan sapi perah ke Indonesia 1 juta ekor selama 5 tahun, itu untuk menutup celah yang 80 persen yang belum ter-cover oleh peternak yang ada di Indonesia. Dengan harapan 5 tahun itu nanti Indonesia sudah swasembada susu," ungkapnya.

Menurut Haryanta, terkait kebutuhan susu nasional saat ini, produksi susu lokal baru bisa memenuhi 20 persen. Sedangkan 80 persennya masih impor.

Penjelasan Dinas Peternakan Boyolali

Sementara itu Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Boyolali, Lusia Dyah Suciati, mengatakan pihaknya juga akan melakukan pertemuan dengan BUMN bidang pangan pada hari ini, Senin (11/11).

Pertemuan yang rencananya berlangsung di Kantor Disnakan Boyolali itu juga akan menghadirkan pihak pengepul susu di Boyolali.

"Kami disini bersama perwakilan pengepul nanti akan kami pertemukan dengan BUMN yang bergerak di bidang pangan. Kemarin kita sudah kulonuwun ke Solo, nanti dari pimpinan dari Jakarta akan hadir di sini, siapa tahu ini juga dalam rangka upaya kelebihan yang kemarin dikeluhkan ini bisa tertampung oleh BUMN tadi. Harapan kami nanti bisa mencapai kesepakatan," kata Lusia, Sabtu (9/11) lalu.

Selengkapnya di halaman selanjutnya.




(dil/rih)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork