Beras C4 Mulai Langka, Pedagang dan Penggilingan di Klaten Mengaku Pusing

Beras C4 Mulai Langka, Pedagang dan Penggilingan di Klaten Mengaku Pusing

Achmad Hussein Syauqi - detikJateng
Selasa, 20 Feb 2024 14:50 WIB
Beras C4 di penggilingan UD Wijaya Delanggu Klaten.
Beras C4 di penggilingan UD Wijaya Delanggu Klaten.Foto: Achmad Hussein Syauqi/detikJateng
Klaten -

Beras jenis C4 di Klaten mulai sulit ditemukan di wilayah Kabupaten Klaten. Langkanya beras yang banyak dikonsumsi warga itu membuat warga, pedagang, sampai pengusaha penggilingan pusing.

"Sejak kemarin C4 kosong, tidak ada barang. Adanya hanya tinggal Mentik dan Rojolele," ungkap Nyoto, pedagang sembako di Delanggu kepada detikJateng, Selasa (20/2/2024) siang.

Menurutnya, beras C4 selama ini banyak diminati warga karena harganya terjangkau, terakhir di harga Rp 16.000 per kilogram. Namun karena tidak ada, dirinya hanya menjual Mentik dan Rojolele.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mentik untuk lima kilogram Rp 86.000 (Rp 17.200 per kilogram), Rojolele sudah sampai Rp 90.000 (Rp 18.000) lebih. Mau bagaimana lagi," lanjut Nyoto.

Andri, pengusaha penggilingan padi UD Wijaya Delanggu menyatakan harga C4 dari penggilingan Rp 15.000 per kilogram. Penyebabnya dari gabah pecah kulit sudah Rp 13.500.

ADVERTISEMENT

"Pecah kulit Rp 13.500, barangnya tidak ada karena tidak ada panen, sekitar sini banyak yang kena hama. Kita penggilingan juga bingung, bahannya naik terus, susah karena kita beli segitu dibelikan lagi tidak untung," jelas Andri.

Kondisi saat ini, ungkap Andri, sulit disiasati dan justru harus siap tambah modal. Karena beras C4 tidak ada, yang IR 64 atau Inpari juga tidak ada bahannya.

"Yang IR 64 atau Inpari juga tidak ada bahannya karena tidak ada panen. Adanya Mentik dan Rojolele, itu harganya lebih tinggi," katanya.

Pedagang di pasar Gedhe Klaten, Sumiyati menyatakan beras jenis apapun kelas menengah ke bawah sulit didapatkan. Harga juga tidak tentu.

"Harga tidak tentu, sekarang jual Rp 16.000 untuk C4 tapi untuk beli juga tidak dapat karena naik. Adanya Rojolele harganya tinggi, masyarakat tidak biasa," ungkap Sumiyati kepada detikJateng.

Pantauan detikJateng di Instagram Dinas Koperasi UKM dan Perdagangan Pemkab Klaten harga beras C4 terakhir Rp 16.000 dan IR 64 Rp 14.500.

Diwawancarai terpisah, Kabid Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Pemkab Klaten, Lilik Nugraharjo menyatakan harga GKP terakhir Rp 7.200 per kilogram. Bagi petani itu menggembirakan.

"Kalau harga baik petani senang, menyemangati petani. Penyebab harga tinggi di tingkat lokal sebenarnya panen dan produksi tidak berkurang jauh, tapi kalau tingkat nasional mungkin daerah tertentu tidak panen bisa jadi, tapi Klaten produksi aman,' jelas Lilik kepada detikJateng.




(cln/ahr)


Hide Ads