Terpopuler Sepekan

Peresmian Sanggabuwana Keraton Solo Berujung Fadli Zon Dituding Lecehkan Adat

Tim detikJateng - detikJateng
Minggu, 21 Des 2025 11:17 WIB
Momen Paku Buwono XIV Mangkubumi dan Menteri Kebudayaan Fadli Zon di Panggung Sanggabuwono, Selasa (16/12/2025). (Foto: Tara Wahyu/detikJateng)
Solo -

Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, meresmikan Panggung Sanggabuwana dan Museum Keraton Solo pascarevitalisasi, Selasa (16/12/2025). Pihak Paku Buwono (PB) XIV Purbaya menuding ada pelecehan adat saat rombongan Kementerian Kebudayaan dan Paku Buwono XIV Mangkubumi masuk ke dalam Panggung Sanggabuwana.

Untuk diketahui, peresmian dilakukan di Bangsal Semorokoto, Keraton Solo. Fadli Zon didampingi Dirjen Perlindungan Kebudayaan dan Tradisi, Restu Gunawan, dan Wali Kota Solo Respati Ardi.

Dari pihak Keraton Solo hadir Mahamenteri KGPA Tedjowulan, Paku Buwono XIV Mangkubumi, GRay Koes Moertiyah Wandansari, serta Tim Lima revitalisasi Sanggabuwono dan Museum Keraton Solo. Sedangkan Paku Buwono XIV Purbaya tidak hadir dalam peresmian Sanggabuwana maupun Museum Keraton.

"Kita berkumpul di hari ini di jantung Kota Surakarta, di tengah pusaran sejarah dan keagungan budaya yang tak lekang oleh waktu, dalam rangka untuk meresmikan sebuah bangunan fisik tapi ini mempunyai satu perjalanan sejarah yang sangat panjang. Ingatan kolektif bangsa melalui Panggung Sanggabuwana ini," kata Fadli Zon dalam sambutan di Keraton Solo, Selasa (16/12/2025).

Fadli Zon, Paku Buwono XIV Mangkubumi dan Ketua Lembaga Dewan Adat (LDA), GRay Koes Murtiyah Wandansari sempat masuk ke dalam Sanggabuwana. Dari pantauan detikJateng, Paku Buwono XIV Mangkubumi membuka pintu Sanggabuwana untuk mempersilakan masuk Fadli Zon. Selanjutnya, rombongan masuk ke Sanggabuwana dari lantai satu sampai ke lantai tiga.

Pihak PB XIV Purbaya Ngaku Tak Diundang

Pihak Paku Buwono XIV Purbaya mengungkapkan alasan tak menghadiri peresmian Panggung Sanggabuwana dan Museum Keraton Solo. Penganggeng Sasana Wilapa versi Paku Buwono XIV Purbaya, GKR Panembahan Timoer Rumbay Kusuma Dewayani mengatakan undangan hanya ditujukan ke dirinya dan GKR Paku Buwono.

Rumbay mengaku sempat berkomunikasi dengan pihak panitia acara untuk menambah undangan kepada Penganggeng Parentah, KGPA Panembahan Dipokusumo dan GKR Devi Lelyana Dewi, namun tidak diberikan.

Sedangkan dirinya tidak hadir karena sang adik yang juga Paku Buwono XIV Purbaya tidak diundang. Sedangkan Paku Buwono XIV Mangkubumi diundang dalam acara tersebut.

"Mereka, Gusti Mangkubumi ada, tapi adik saya yang satunya enggak ada. Saya mesti gimana. Saya bagian kelembagaannya Sinuhun XIV Purbaya yang sekarang," ujar Rumbay dihubungi awak media, Rabu (17/12/2025).

Meski tidak hadir, Rumbay tetap menyiapkan kebutuhan dari Menteri Kebudayaan, Fadli Zon. Salah satunya menyiapkan tempat untuk berganti pakaian.

"Iya, kami tetap berterima kasih kepada Kementerian dan Pemerintah sudah memberikan revitalisasi dengan untuk Keraton," pungkasnya.

Tuding Ada Pelecehan Adat

Rumbay menuding ada pelecehan adat saat rombongan Kementerian Kebudayaan dan Paku Buwono XIV Mangkubumi masuk ke dalam Panggung Sanggabuwana. Hal itu terkait Panggung Sanggabuwana yang dianggap sakral.

Pengageng Sasana Wilapa dari pihak Paku Buwono XIV Purbaya, GKR Panembahan Timoer Rumbay mengatakan masuknya rombongan ke Panggung Sanggabuwono tidak lewat rembukan. Dia menyebut tidak sembarang orang bisa masuk ke menara yang dianggap sakral itu.

"Ya, setahu kami, itu tempat sakral yang dipergunakan hanya untuk raja dan orang-orang yang, sudah disumpah raja untuk melakukan upacara, itu saja," katanya dihubungi awak media, Rabu (17/12/2025).

Pihaknya mengaku tidak menyangka bahwa Menteri Kebudayaan Fadli Zon akan masuk ke dalam Sanggabuwana saat peresmian. Dia menuding hal itu sebagai pelecehan adat.

"Kalau yang Sanggabuwana, kami tidak diajak rembukan untuk masalah, mereka akan naik. Menurut saya sih itu pelecehan, pelecehan adat ya," kata dia.

Respons Fadli Zon

Sebelumnya, Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, mengaku mengundang seluruh pihak Keraton Solo dalam rangka peresmian Panggung Sanggabuwana dan Museum Keraton Solo. Termasuk mengundang pihak Paku Buwono XIV Purbaya.

"(Hari ini pihak Paku Buwono XIV Purbaya diundang?) Ini semua pasti, ya, pasti juga diundang," kata Menteri Kebudayaan Fadli Zon di Keraton Solo, Selasa (16/12/2025).

Ia kembali menegaskan bahwa mengundang semua pihak. Meskipun dari pihak Paku Buwono XIV Purbaya tidak hadir.

Fadli Zon menyebut bahwa kehadirannya di Keraton Solo sebagai tangan panjang pemerintah. Untuk itu, ia berharap suasana di Keraton Solo tetap kondusif.

"Kita kan mengundang semua pihak, gitu ya. Kita ini kan di bawah Negara Republik Indonesia. Jadi, pemerintah, saya merepresentasikan pemerintah, dalam hal ini ingin suasana itu kondusif, gitu ya," ungkapnya.

Tanggapi Tudingan Lecehkan Adat

Fadli Zon buka suara soal tudingan pihak Paku Buwono (PB) XIV Purbaya yang mengatakan dirinya melecehkan adat karena memasuki Panggung Sanggabuwana. Ia menyebut, dirinya sudah beberapa kali memasuki Sanggabuwana.

"Pertama saya sudah sudah berkali-kali naik ke Sanggabuwana itu. Malah saya diminta oleh Ketua Tim 5 Panembahan Agung Tedjowulan dan juga oleh KGPH Hangabehi (PB XIV Mangkubumi). Bahkan saya menggunakan beskap," kata Fadli Zon di TBRS Semarang, Jumat (19/12/2025).

Ia mengatakan, dirinya sebagai Menbud juga perlu mengecek progres revitalisasi Sanggabuwana secara langsung. Terlebih, Paku Buwono XIV Mangkubumi membukakan pintu Sanggabuwana untuk mempersilakan Fadli Zon masuk.

"Selain itu tentu kan kami yang merevitalisasi. Kita harus cek hasil pekerjaannya. Mulai dari temboknya, dari catnya, itu kan dari kita semua. Jadi, anggapan itu sama sekali keliru," tuturnya.

"Yang membukakan juga dari pihak keraton, mempersilakan, bahkan tempatnya ganti baju pun disiapkan. Jadi, semuanya sesuai dengan adat tata caranya," lanjutnya.

Menurutnya, tujuan ia memasuki Sanggabuwana hanyalah mengecek revitalisasi dengan harapan hasilnya sudah baik. "Kita sebagai bagian dari pemerintah yang melihat itu untuk melihat hasil kerjanya, apakah sesuai dengan harapan kita dan ternyata berjalan dengan baik," tuturnya.

"Sekarang Sanggabuwana yang tadinya keropos, banyak dimakan rayap, tembok-temboknya lembab, dan lain-lain. Sekarang sudah tampil kembali gagah sebagai cagar budaya kita, gedung tertinggi, menara tertinggi dulu di Tanah Jawa," lanjutnya.



Simak Video "Video: Memanasnya Konflik di Keraton Solo, Kini Gara-gara Kunci Museum"

(aku/aku)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork