Loteng di Sekolah Alam Purwokerto, Kabupaten Banyumas, tiba-tiba ambruk saat momen para guru bersiap foto bersama. Polisi menduga loteng itu ambruk gegara kayu penopang sudah lapuk dan tidak kuat menopang beban.
Kasat Reskrim Polresta Banyumas, Kompol Andryansyah Rithas Hasibuan, mengatakan penyebab insiden pada Selasa (25/11) itu masih dalam proses pendalaman. Namun, temuan awal menunjukkan struktur bangunan memang sudah melemah.
"Awal itu kan ya masih didalami pastinya, tapi untuk informasi sementara itu karena memang nggak kuat. Itu kan kayu penopangnya, dan itu sudah lumayan lama. Kondisinya dibilang lapuk kalau ibarat bahasanya. Jadi sementara penyebabnya itu nggak kuat (kayu penopang)," kata Rithas saat dimintai konfirmasi, Rabu (26/11).
Kejadian itu berlangsung saat 30 guru berkumpul di lantai dua bangunan tersebut. Mereka hendak mengambil foto bersama usai acara rapat memperingati Hari Guru.
"Karena kan menopang 30 orang di situ. Pada saat mau foto bersama, mau selesai acara, mereka katanya mau posisi foto di titik kumpul yang sama. Jadi nggak kuat, untuk sementara begitu," ujarnya.
Andryansyah mengatakan proses pengumpulan keterangan saksi belum bisa dilakukan maksimal. Sebab, sebagian korban masih menjalani perawatan di rumah sakit.
"Saksi masih di rumah sakit. Kemarin itu pun nggak bisa diambil keterangan karena situasi masih panik. Mungkin tahap ini nanti siapa yang sudah siap diambil keterangan," jelasnya.
Sementara itu, pemilik sekolah juga belum dimintai keterangan karena masih fokus menangani para korban.
"Pemilik sekolah belum diambil keterangan, belum sampai ke sana, karena masih ngurus ini. Belum ada saksi yang diperiksa, tapi kita sudah nanya-nanya untuk diambil keterangan. Lokasi kejadian juga saat ini masih ditutup," tutur Andriyansyah.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas, Joko Wiyono meminta agar pengelola Pusat Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM) seperti Sekolah Alam Purwokerto memperhatikan infrastruktur. Hal ini agar kejadian serupa tidak terulang kembali.
"Ke depan agar pengelola PKBM alam menata kembali infrastruktur agar kejadian itu tidak terulang lagi dan melakukan perawatan secara intens sehingga menjadikan nyaman bagi yang belajar dan bekerja di PKBM," ujar Joko.
Diberitakan sebelumnya, sejumlah guru Sekolah Alam Purwokerto, Kabupaten Banyumas, menjadi korban insiden loteng ambruk Selasa (25/11) sekitar pukul 16.00 WIB. Beberapa korban masih menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Orthopaedi Purwokerto (RSOP) karena menderita patah tulang.
Direktur RSOP, dr Rosa Indiarto, menjelaskan sebelumnya terdapat 24 korban yang menjalani perawatan karena mengalami luka-luka. Namun 12 di antaranya sudah diperbolehkan pulang pada malam tadi.
"Tadi malam 12 orang dinyatakan boleh pulang dengan kontrol kembali karena mengalami luka memar. Sementara 12 lainnya sedang menjalani perawatan dan operasi," kata Rosi saat dimintai konfirmasi, Rabu (26/11).
Simak Video "Video: Atap SMK di Bogor Ambruk gegara Angin Kencang, 5 Siswa Masih Dirawat"
(ams/apu)