Ahmad Luthfi: Bangun Jateng Harus Jadi Super Team, Tak Boleh Ada Super Man

Ahmad Luthfi: Bangun Jateng Harus Jadi Super Team, Tak Boleh Ada Super Man

Hana Nushratu - detikJateng
Selasa, 19 Agu 2025 13:07 WIB
Ahmad Luthfi: Bangun Jateng Harus Jadi Super Team, Tak Boleh Ada Super Man
Foto: Pemprov Jateng
Jakarta -

Capaian pembangunan Jawa Tengah dari berbagai sektor pada semester I tahun 2025 menunjukkan tren positif. Capaian itu tak lepas dari kerja-kerja kolaboratif yang dilakukan oleh berbagai instansi lintas lini.

"Hari ini, 19 Agustus 2025, tepat 6 bulan saya bersama Gus Yasin memimpin Provinsi Jawa Tengah. Capaian Jawa Tengah pada Semester I 2025 menunjukkan arah pembangunan yang positif," kata Gubernur Jateng Ahmad Luthfi dalam keterangannya, Selasa (19/8/2025).

Hal itu disampaikan Luthfi saat upacara Hari Jadi ke-80 Provinsi Jawa Tengah di lapangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Industropolis Batang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ucapan itu bukan isapan jempol belaka. Angka dan data menunjukkan benar adanya. Pertumbuhan ekonomi di provinsi ini naik dari 4,96% di triwulan I menjadi 5,28% di triwulan II. Pun dengan tingkat kemiskinan berhasil turun dari 9,58% (Semester II 2024) menjadi 9,48% (Semester I 2025).

ADVERTISEMENT

"Kita doakan bisa lebih menggigit lagi, karena keberhasilan pembangunan apapun, parameternya adalah kesejahteraan masyarakat, dengan kemiskinan menurun," kata Luthfi.

Kondisi inflasi juga masih terkendali. Dari 0,75% di triwulan I naik menjadi 2,20% di triwulan II, sehingga pengendalian harga pangan akan terus kita perkuat.

Pengendalian itu akan dilakukan melalui kegiatan operasi pasar, pendirian posko inflasi secara bersama, koordinasi lintas sektoral dalam rangka penetrasi harga di kabupaten/kota secara bersama-sama. Pun dengan capaian realisasi investasi juga menunjukkan tren positif.

Realisasi investasi Jateng tumbuh tertinggi di Pulau Jawa. Hingga semester I 2025, realisasi investasinya mencapai Rp 45,58 triliun.

Kontribusi terbesar berasal dari Singapura, China, Hongkong, Korea Selatan, dan Samoa Barat. Sektor andalan antara lain industri alas kaki, tekstil, karet-plastik, elektronik, serta kawasan industri.

"Kabupaten Demak menjadi lokasi investasi tertinggi dengan Rp 6,24 triliun, disusul Kendal, Batang, Kota Semarang, dan Kabupaten Semarang," beber Luthfi.

Atas capaian investasi tersebut, berbanding lurus dengan penyerapan tenaga kerja. Berdasarkan data, serapan tenaga kerja pada semester I 2025 ini mencapai 222 ribu tenaga kerja, atau tertinggi di Pulau Jawa.

"Ini penting di Jateng, investasi padat modal juga menyerap tenaga kerja lebih banyak," kata Luthfi.

Dalam kesempatan itu, Luthfi juga menyampaikan kinerja Pemprov Jateng berdasarkan standar pelayanan minimal (SPM). Untuk bidang pendidikan, Pemprov Jateng telah mengalokasikan anggaran Rp 9,355 triliun.

Anggaran tersebut di antaranya digunakan untuk renovasi 322 sekolah, pembangunan 10 unit sekolah baru, beasiswa 15 ribu siswa miskin, beasiswa untuk 1.100 anak putus sekolah, sekolah kemitraan, modernisasi alat praktek di 63 SMK, dan lainnya. Di bidang kesehatan, Pemprov Jateng juga melakukan pembangunan rumah Sakit Mata Daerah Soepardjo Roestam, asuransi kesehatan, Speling (spesialis keliling), dan lainnya.

Tahun ini, Pemprov Jateng juga melakukan penanganan perumahan sebanyak 26.356 unit di bidang perumahan dan permukiman. Pun dengan bidang pekerjaan umum, Pemprov Jateng melakukan peningkatan jalan sepanjang 64,13 km, rehabilitasi jalan 68,73 Km, selebihnya 2.307,26 km melalui penanganan pemeliharaan rutin. Pemprov juga melakukan pembangunan dan pemeliharaan jembatan, irigasi, dan lain sebagainya.

Sementara di bidang Sosial, Pemprov mengalokasikan bantuan untuk kelompok usaha bersama (Kube) sebanyak 1.030 kelompok, sambungan listrik untuk rumah tangga kurang mampu, pelayanan masyarakat dalam panti, dan lainnya.

Luthfi menilai secara umum capaian semester I 2025 menunjukkan kemajuan yang menggembirakan. Dengan semangat 'Jawa Tengah Maju dan Berkelanjutan menuju Indonesia Emas 2045', Luthfi mengajak seluruh jajaran pemerintah, dunia usaha, akademisi, dan masyarakat untuk terus bergandengan tangan mewujudkan Jateng yang sejahtera, adil, dan berdaya saing.

"Jadi membangun Jawa Tengah itu harus super team dan bersama-sama. Tidak boleh punya ego sektoral atau superman, tidak boleh menang-menangan, tetapi bersama-sama, karena nyawanya Jawa Tengah adalah kebersamaan, gotong royong yang itu sudah ditularkan oleh para pendahulu kita," pungkasnya.




(hnu/ega)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads