Lawang Sewu menggelar salat Idul Adha hari ini. Obyek wisata bersejarah di Kota Semarang itu menawarkan pengalaman unik salat di tengah gedung heritage.
Pagi itu, langit di atas Kota Semarang masih pucat ketika deretan jemaah mulai memadati pelataran Lawang Sewu. Bangunan ikonik peninggalan kolonial Belanda itu berubah wajah.
Bukan sebagai destinasi wisata, bukan pula latar mistis yang kerap didengar, tapi Lawang Sewu pagi ini telah menjadi tempat ibadah yang penuh khidmat dalam perayaan Salat Idul Adha 1446 H.
Ratusan warga Semarang dan sekitarnya datang sejak fajar. Salah satunya Keysa (17), remaja asal Semarang yang mengaku awalnya tak merencanakan salat di sana.
"Sebenarnya mau ke Masjid Agung tapi karena lagi ramai, jadi akhirnya putar ke sini. Sebelumnya belum tahu, karena lewat, jadinya tahu ternyata ada salat di Lawang Sewu," kata Keysa kepada detikJateng di Lawang Sewu, Jumat (6/6/2025).
Datang bersama keluarganya, Keysa mengaku merasa terkesan bisa melaksanakan salat di tempat bersejarah. Terlebih, ini jadi pertama kali dirinya berkunjung ke Lawang Sewu.
"Senang banget, ramai juga ya. Terus kan Lawang Sewu ini tempat yang bersejarah banget, bangunannya juga indah. Jadi salat enak gitu," ungkapnya.
Meskipun awalnya cukup terkejut karena tempat yang identik dengan cerita mistis itu digunakan untuk salat, suasana pagi dan udara sejuk membuatnya nyaman.
"Apalagi ini kan kayak jauh dari suara kendaraan di jalan, udaranya juga sejuk banget ya karena masih pagi, terus ditambah lagi suasana Idul Adha ini yang mendukung banget," ujarnya.
"Semoga ke depan ada lagi. Pastinya saya mau ikut lagi. Bakal merekomendasikan ke orang lain. Harapannya semoga Lawang Sewu bisa lebih baik, lebih inovatif lagi ya," harapnya.
Sementara itu, Tri Agustina (45), warga asal Petompon justru sengaja ingin salat Idul Adha di Lawang Sewu. Sebelumnya, ia sempat salat Idul Fitri juga di Lawang Sewu, sehingga ingin kembali merasakan suasana salat di obyek wisata.
"Tahun kemarin pas Idul Fitri kita salat di sini juga, jadi ini kali kedua. Memang sengaja pengin ikut Idul Adha di sini lagi," tuturnya.
Ia merasa nyaman dengan lokasi salat yang luas dan strategis. Bagi Tri, momentum ini juga bisa menjadi cara memperkenalkan Lawang Sewu sebagai ikon kota yang terbuka dan hidup.
"Senang sekali ya. Apa bisa lihat Lawang Sewu dengan jelas, gratis pula, itu yang penting," katanya sambil tertawa kecil.
"Harapannya ya setiap salat Idul Fitri, Idul Adha, selalu dilaksanakan. Ini kan pusat kota yang tempatnya bagus, strategis. Ini kesempatan buat promosiin," kata dia.
Hal senada juga diungkap Hafizh (20), mahasiswa asal Semarang yang baru pertama kali menginjakkan kaki di Lawang Sewu. Momen ini jadi kesempatan bagi dirinya menjajal menelusuri Lawang Sewu.
"Kaget aja sih, lapangan ini dijadiin buat tempat salat Idul Adha. Terus bagusnya kita bisa lihat gedungnya langsung," ucapnya.
Menurut Hafizh, kegiatan seperti ini bisa jadi cara ampuh menghapus stigma Lawang Sewu yang sering dikaitkan dengan cerita angker. Ia berharap kegiatan di Lawang Sewu bisa semakin banyak dan inovatif.
"Mungkin bisa banyak event di sini ya. Biar mungkin ngilangin stigma-stigma kalau Lawang Sewu itu tempatnya angker gitu," ujarnya.
Simak Video "Video: Kecelakaan Karambol di Tol Gayamsari Semarang, 8 Orang Terluka"
(apu/apu)