.webp)
Kaus kaki merupakan salah satu benda yang sangat identik dengan Natal. Bahkan kaus kaki selalu menjadi hiasan di setiap rumah. Namun mengapa kaus kaki identik dengan dekorasi Natal?
Mengutip Cambridge Dictionary, kaus kaki Natal atau Christmas stocking adalah sebuah kaus kaki besar yang ditinggalkan oleh anak-anak saat mereka pergi tidur menjelang malam Natal, sehingga bisa diisi dengan hadiah.
Masyarakat di negara barat biasanya menggantungkan kaus kaki Natal di perapian. Ternyata, ada banyak alasan mengapa mereka melakukan hal tersebut. Mari simak alasan dan penjelasan lebih lengkapnya berikut ini!
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Alasan Mengapa Kaus Kaki Identik dengan Dekorasi Natal
Berikut ini adalah beberapa alasan yang membuat kaus kaki sangat identik dengan Natal. detikJateng merangkum informasi ini dari situs Rinse, The History Junkie, dan NBC Connecticut.
1. Terinspirasi Kisah St. Nicholas
Sebuah cerita terkenal menyatakan bahwa St. Nicholas yang tinggal bersama keluarga miskin. Ia mendengar bahwa sang ayah berencana menjual ketiga putrinya ke dalam pelacuran demi menyelamatkan mereka dari kelaparan.
St. Nicholas ingin membantu tanpa diketahui oleh ayah tersebut, sehingga dia melemparkan tiga kantong emas melalui jendela terbuka saat malam hari. Salah satunya mendarat di dalam kaus kaki yang sedang dikeringkan.
Saat keluarga tersebut bangun keesokan harinya, mereka menemukan kantong-kantong emas dan sangat bersukacita. Putri-putri itu terbebas dari nasib tragis.
Tradisi ini kemudian berkembang, di mana anak-anak menggantung kaus kaki Natal atau meletakkan sepatu mereka, dengan harapan menerima hadiah dari St. Nicholas.
Karena cerita tersebut, kaus kaki Natal bukan hanya dekorasi, tetapi juga simbol kebaikan dan kejutan Natal yang spesial. Kaus kaki yang digantung di perapian menyiratkan makna bahwa rumah tersebut akan mendapatkan berkat di hari Natal.
2. Tradisi Skandinavia
Ada klaim yang menyebutkan bahwa kaus kaki Natal memiliki asal-usul pagan di Skandinavia melalui dewa Norse Odin. Anak-anak akan meletakkan sepatu mereka, yang diisi dengan wortel, jerami, atau gula, di dekat cerobong asap.
Kemudian kuda terbang milik Odin yang bernama Sleipnir memakannya. Odin akan memberi hadiah kepada anak-anak tersebut sebagai balasan atas kebaikan mereka dengan menggantikan makanan Sleipnir dengan hadiah atau permen.
Praktik ini konon bertahan di Jerman, Belgia, dan Belanda setelah adopsi Kekristenan. Tradisi ini juga kemudian terkait dengan St. Nicholas sebagai hasil dari proses Kristenisasi.
3. Warisan Keluarga
Kaus kaki Natal sering kali diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Oleh karena itu, kaus kaki memiliki nilai-nilai sentimental dan sejarah di setiap jahitan dan desainnya.
Menghias dan mengisi kaus kaki Natal bukan hanya menjadi tradisi, tetapi juga momen di mana kebersamaan keluarga tercipta, mempererat hubungan di antara anggota keluarga, dan menciptakan suasana kedamaian selama musim perayaan.
4. Semakin Besar Semakin Baik
Sebagai lambang kebahagiaan dan keajaiban Natal, kaus kaki bukan hanya berfungsi sebagai hiasan warna-warni dan desain yang menarik di rumah-rumah. Benda ini juga mengundang setiap individu untuk merayakan Natal dengan hangat dan kebaikan hati.
Di setiap jahitan dan dekorasi pada kaus kaki Natal, terkandung kisah cinta, warisan, dan kegembiraan. Oleh karena itu, kaus kaki menjadi sangat identik dan tak tergantikan dalam perayaan Natal.
5. Kaus Kaki Natal Berevolusi Menjadi Karya Seni
Kaus kaki di musim Natal bukan hanya tempat menyimpan hadiah, tapi juga bentuk sentuhan seni yang bisa membuat ruangan jadi lebih cantik. Ada kaus kaki yang kecil dan besar, dari yang biasa hingga ukuran sangat besar.
Itulah 5 alasan mengapa kaus kaki identik sebagai dekorasi Natal. Semoga bermanfaat!
(par/apl)
