Anies Baswedan mengkritik kebijakan subsidi mobil listrik yang menurutnya bukan solusi mengatasi polusi udara, tapi justru menambah kemacetan. Pernyataan Anies itu berbeda dengan kebijakannya saat menjadi Gubernur DKI Jakarta.
Dilansir detikNews, Anies Baswedan menyoroti pemberian subsidi mobil listrik yang diberikan pemerintah dalam acara deklarasi Amanat Indonesia (ANIES) di Tennis Indoor Senayan, Minggu (7/5). Anies menyebut mobil listrik bukan solusi untuk persoalan polusi udara.
"Soal polusi udara, solusinya bukanlah terletak di dalam subsidi untuk mobil listrik. Pemilik-pemilik mobil listrik adalah mereka yang tidak membutuhkan subsidi," ungkap di Tennis Indoor Senayan, Minggu (7/5).
Lebih lanjut, Anies mengungkapkan emisi karbon mobil listrik per kapita dan per kilometer sebenarnya lebih tinggi dari pada emisi karbon bis berbahan bakar minyak.
"Kenapa itu bisa terjadi? Karena bis memuat orang banyak sementara mobil memuat orang sedikit," tegasnya.
"Pengalaman kami di Jakarta, kendaraan pribadi berbasis listrik, dia tidak akan menggantikan mobil yang ada di garasinya. Dia justru akan menambah jumlah mobil di jalanan, menambah kemacetan di jalanan," papar Anies.
Alih-alih sebagai kendaraan pribadi, Anies mendorong kendaraan bertenaga listrik dimanfaatkan sebagai angkutan transportasi untuk umum.
"Insyaallah, jalan-jalan tol yang sekarang sudah dibangun secara amat baik oleh pemerintahan ke depannya dipenuhi oleh kendaraan kendaraan umum berbasis listrik," katanya.
Anies menyampaikan kendaraan umum pengangkut massal bukan hanya memindahkan orang atau barang. Melainkan, sebagai alat untuk membangun perasaan kesetaraan dan persatuan.
"Jadi ke depan, ini adalah contoh bagaimana kebijakan disusun berdasarkan gagasan. Bukan sekadar kebijakan tanpa narasi, tanpa gagasan," ucapnya.
"Urutannya harus jelas. Bukan hanya karya, tapi karya berbasis narasi, narasi berbasis gagasan," tandasnya.
Sikap berbeda ditunjukkan Anies saat masih menjabat Gubernur DKI Jakarta. Simak di halaman selanjutnya.
(aku/ahr)